Para pemimpin Afrika Datang ke Gambia untuk Bujuk Presiden Jammeh

Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf pimpin delegasi untuk membujuk Presiden Gambia mau mengakui kekalahannya. (Gambar: TVC News)

 

Banjul, 13 Rabi’ul Awwal 1438/13 Desember 2016 () – Para Barat berangkat ke Gambia untuk mencoba membujuk Presiden agar setuju “untuk meninggalkan kantornya” setelah kekalahannya di pemilihan presiden.

Delegasi yang dipimpin oleh Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, seorang pemenang Nobel Perdamaian dan Ketua Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS). Termasuk pemimpin lainnya, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, pemimpin Sierra Leone Ernest Bai Koroma dan Presiden Ghana John Dramani Mahama .

“Para pemimpin ini akan meminta dia (Yahya Jammeh) untuk meninggalkan kantor,” kata sumber dari Kementerian Luar Negeri Senegal.

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Menteri Luar Negeri Senegal Mankeur Ndiaye mengatakan, seorang delegasi ECOWAS sebelumnya sudah berada di Banjul pekan lalu, tapi Jammeh tidak mengijinkan untuk mengunjunginya.

Perayaan merebak di seluruh negara Afrika Barat itu pekan lalu, ketika Presiden Jammeh mengakui kekalahannya setelah komisi pemilu mengumumkan kemenangan kandidat oposisi Adama Barrow.

Namun, pada Jumat (9/12) lalu Jammeh berbalik menolak hasil pemilu yang mengundang kecaman internasional. Mantan pemimpin kudeta itu menilai ada kejanggalan serius dalam pemilu dan  mengusulkan pemilu baru.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi nasional pada Sabtu malam, Partai Aliansi untuk Reorientasi Patriotik dan Konstruksi (APRC) yang mendukung Jammeh mengatakan sedang mempersiapkan petisi “melawan keputusan cacat Komisi Pemilihan Independen” yang batas akhirnya hingga Selasa (13/12).

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

Sementara itu, Presiden Gambia terpilih hari ini akan menyambut para pemimpin ECOWAS bersama dengan delegasi perwakilan PBB. Barrow mengatakan bahwa kedatangan mereka memberinya harapan untuk memperoleh haknya sebagai pemimpin terpilih.

Sirleaf mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa pembalikan keputusan Jammeh “mengancam perdamaian”.

Jammeh merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1994 ketika ia adalah seorang letnan tentara dan telah memerintah sejak itu, lalu memenangkan empat kali pemilu yang dikritik oleh pengamat hak asasi. Dia juga berhasil menggagalkan beberapa upaya kudeta.

Tahun lalu dia menyatakan Gambia sebagai Republik Islam. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.