Beirut, 15 Dzulhijjah 1435/9 Oktober 2014 (MINA) – Anggota-anggota parlemen Libanon gagal untuk kesebelas kalinya berturut-turut memilih presiden baru untuk menggantikan mantan presiden Michel Suleiman.
Sidang sesi Kamis (9/10) gagal karena boikot sebagian anggota yang sebagian besar berasal dari faksi Hizbullah, sehingga sidang tak mencapai qorum yang mewajibkan kehadiran sekurang-kurangnya dua pertiga dari kehadiran agar sidang sah secara konstitusional.
Hanya 58 dari total 128 anggota parlemen yang hadir, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Posisi Presiden Libanon telah kosong sejak masa jabatan enam tahun Suleiman berakhir Mei lalu.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Ketua Parlemen Nabih Berri telah menetapkan 29 Oktober untuk sesi voting pemilihan presiden berikutnya. Pemilihan Presiden di negara ini dilakukan oleh Parlemen.
Majelis sejauh ini tidak dapat menyelesaikan proses memilih presiden baru, di mana aliansi 8 Maret yang mewakili pemimpin Hizbullah memboikot pemilihan parlemen.
Aliansi telah menahan diri mendukung salah satu dari dua kandidat yang menyatakan minat sebagai calon presiden.
Kebuntuan politik muncul di saat konflik tiga tahun Suriah terus menyulut ketegangan sektarian di Libanon, di mana dukungan militer Syiah Hizbullah kepada rezim Suriah memicu kecaman dari kelompok Sunni lokal. (T/P001/P2)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan