Pascakudeta Niger Akhiri Ekspor Uranium dan Emas ke Prancis

Ilustrasi: emas di Niger. (Gambar: business day)

Niamey, MINA – Pascakudeta, Republik di bawah kepemimpinan Jenderal Abdourahamane Tchiani, dan didukung oleh rakyat, mengumumkan penangguhan ekspor dan ke Prancis pada Ahad (31/7).

Sejalan dengan keputusan tersebut, para pengunjuk rasa yang mengepung Kedutaan Besar Prancis di Niger menyerukan diakhirinya praktik penjajahan Prancis dengan mengulangi slogan “Ganyang Prancis!” dan menegaskan kembali dukungan mereka kepada pemimpin kudeta, Tchiani.

Dikutip dari Al-Mayadeen, Rabu (2/8), wartawan Wazobia, sebuah situs berita Nigerien, melaporkan pengunjuk rasa yang menyatakan “Kami memiliki uranium, berlian, emas, minyak, dan kami hidup seperti budak? Kami tidak membutuhkan orang Prancis untuk menjaga kami tetap aman.”

Bersamaan dengan itu, pemimpin kudeta Niger menghadapi kecaman dan ancaman dari pemerintah Afrika yang memelihara hubungan dengan lembaga terkait Eropa, seperti Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) dan Uni Eropa serta Uni Afrika.

Dalam hal itu, Tchiani berkata, “Kami ingin sekali lagi mengingatkan ECOWAS atau petualang lainnya tentang tekad kuat kami untuk mempertahankan tanah air kami.”

Perlu juga dicatat bahwa Niger, menurut Asosiasi Nuklir Dunia (WNA), adalah produsen uranium terbesar ketujuh di dunia. WNA juga menegaskan bahwa Niger, pada tahun 2022, menghasilkan 2020 tU yang akan dianggap lebih dari 4% dari produksi uranium dunia.

Saat ini, produksi uranium di Niger sebagian besar terjadi melalui perusahaan yang dimiliki mayoritas Prancis bernama Orano yang memiliki 63,4% Société des Mines de l’Aïr (SOMAÏR). Sisanya 36,66% dimiliki oleh Société du Patrimoine des Mines du Niger, Niger, yang dikenal sebagai Sopamin.

Pada tahun 2021, utilitas Uni Eropa membeli 2905 tU uranium yang diproduksi Niger menjadikan Niger pemasok uranium terkemuka vis-a-vis UE.

Kudeta di Niger mengikuti pola kudeta di seluruh benua Afrika seperti Burkina Faso dan Mali. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.