Sulu, Filipina Selatan, MINA – Sebanyak 20 orang meninggal dunia dan 111 orang cedera setelah dua bom meledak di sebuah gereja di Provinsi Sulu, Filipina Selatan, Ahad (27/1), kata media setempat.
Philippines News Agency mengatakan, setelah ledakan mematikan tersebut, Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) akan mengambil langkah pencegahan ekstra untuk mengamankan pemungutan suara langsung (plebisit) Hukum Organik Bangsamoro (BOL) kedua pada 6 Februari mendatang.
Plebisit Hukum Organik Bangsamoro akan diadakan di provinsi Lanao del Norte. Sementara itu, Kota Iligan, kotamadya Aleosan, Carmen, Kabacan, Midsayap, Pikit, dan Pigkawayan di provinsi Cotabato Utara akan dimasukkan dalam wilayah tersebut.
“Dengan begitu jangkauanya akan relatif lebih sempit, konsentrasi pasukan akan lebih terfokus. Beberapa personel AFP sudah kirim, sehingga akan mempermudah dalam pengamanan plebisit nanti,” kata Kepala kantor urusan publik AFP Kolonel Noel Detoyato pada Senin (28/1).
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sementara itu, Militer Filipina telah menyiapkan sekitar 10 ribu tentara dan unit pendukung untuk membantu mengamankan plebisit bersama dengan Kepolisian Nasional Filipina.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Hermogenes Esperon Jr. mengatakan, pemerintah masih berusaha untuk menentukan apakah ledakan di Jolo, Sulu terkait dengan BOL yang baru-baru ini diratifikasi.
Pada plebisit pertama 21 Januari lalu, mayoritas Muslim Mindanao memberikan suara mendukung Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan memberikan wilayah baru bagi Bangsamoro dengan otonomi yang lebih besar, tetapi Jolo dan seluruh provinsi Sulu memilih menentang langkah yang diusulkan tersebut.
Jika RUU itu disahkan, Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao akan ditetapkan hukum Islam, meningkatkan keuntungan hukum dan ekonomi umat Islam di wilayah tersebut. (T/Sj/R01)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj News Agency (MINA)