Brussels, MINA – Pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh tiga lembaga PBB, yaitu UNHCR, UNICEF dan IOM, menyatakan, negara-negara Uni Eropa tidak menyediakan ruang sekolah yang cukup untuk anak-anak pengungsi, guru tidak terlatih secara memadai dan ada hambatan bahasa.
Selain itu, ada akses terbatas untuk dukungan psikologis, demikian Press TV melaporkan.
Tahun lalu saja sekitar 30.000 anak-anak pengungsi memasuki Uni Eropa melalui Yunani dan Italia. Hampir setengahnya tidak ditemani oleh orang dewasa.
PBB juga mengatakan, 929 pengungsi telah tewas di Mediterania sejauh tahun ini ketika mereka berusaha untuk mencapai Uni Eropa.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan anggota parlemen mengatakan, tidak bermoral bahwa Uni Eropa tidak menyediakan rute yang aman bagi para pencari suaka dan sebaliknya memberikan miliaran euro kepada Turki dan Libya untuk mencegah para pengungsi bepergian ke Eropa.
Ketiga badan PBB itu telah berbicara dengan sejumlah legislator Uni Eropa yang menyerukan negara-negara anggota blok itu untuk berhenti memprioritaskan kontrol perbatasan, penahanan dan deportasi.
Sebaliknya, kata mereka, fokusnya harus pada memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional untuk melindungi anak-anak pengungsi. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj News Agency (MINA)