Kairo, 21 Syawwal 1436/6 Agustus 2015 (MNA) – Kepala sekolah di ibukota Karnataka, India, menghukum seorang pelajar Muslim yang menolak menyanyikan doa Hindu. Akibat hukuman tersebut pelajar Muslim itu mengalami depresi.
“Saya dipermalukan di depan 1.200 siswa dan hak konstitusional saya dilanggar. Ia (kepala sekolah) memaksa saya naik panggung dan memaksa untuk menyanyikan doa di depan semua orang,” kata siswa Muslim Naushad Kashimji (nama samaran) kepada Hindustan Times pada Rabu, (5/8), dilansir dari OnIslam dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ia memarahi saya di depan semua orang menggunakan pengeras suara karena saya salah mengucapkan beberapa kata bahasa Sansekerta,” ungkapnya.
Insiden itu terjadi pekan lalu ketika kepala sekolah, Padmaja Menon, menemukan siswa Muslim yang tidak menyanyikan lagu Sansekerta sekolah dan menghukum mereka yang tidak bernyanyi.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Insiden itu telah memicu kemarahan kalangan masyarakat dan aktivis hak Muslim Bangalore. Mereka mengajukan keluhan terhadap sikap kepala sekolah tersebut.
“Kepala sekolah bertindak seperti dia tidak mengerti apa yang diributkan tentang semua itu. Dia terus mengatakan bahwa doa itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan disiplin pada siswa. Dia tidak mengerti bahwa kita memiliki iman yang berbeda,” kata ibu Kashimji.
Sementara itu, R Khaleemullah, Asosiasi Perlindungan Hak-Hak Sipil, mengatakan hal yang paling mengganggu adalah kepala sekolah menyarankan agar anak itu berubah menjadi seorang Muslim fundamentalis.
Untuk saat ini, para siswa Muslim itu dibebaskan dari bernyanyi doa. (T/nda/R02)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)