PELECEHAN TERHADAP MUSLIM ROHINGYA OLEH POLISI PERBATASAN MENINGKAT

Bangladesh deportasi pengungsi Rohingya

Bangladesh deportasi pengungsi Rohingya
Photo: RNA

Maungdaw, 26 Dzulhijjah 1435 H/20 Oktober 2014 M (MINA) – Pelecehan yang dilakukan oleh Polisi Penjaga Perbatasa (BGP) di kota Maungdaw terhadap etnis minoritas Rohingya meningkat karena mereka memilih untuk tidak ikut berpartisipasi dalam sensus yang dilakukan oleh pemerintah, kata seorang penduduk yang tidak ingin disebutkan namanya.

Pihaknya, seperti diberitakan oleh Kaladan Press yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengatakan, alasan mereka tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengumpulan data karena dalam pendataan sensus tersebut tidak disediakannya kolom Rohingya. Dalam kolom tersebut hanya ada pilihan Bengali.

“Pihak berwenang yang bersangkutan sudah mengatakan kepada penduduk desa bahwa mereka akan mengambil tindakan tegas terhadap warga desa, yang tidak berpartisipasi,” katanya.

Pada 10 Oktober, Komandan lokal daerah No.7 Maungdaw mengadakan pertemuan mengundang penduduk lokal dan pemerintah daerah yang bersangkutan. Dalam pertemuan komandan mengatakan, mereka akan kembali memeriksa daftar keluarga warga desa (di Myanmar-Swe Tin Sie) segera dan akan selesai dalam 50 hari.

Otoritas akan memasukkan orang-orang yang telah melarikan diri dalam daftar yang tidak mengikuti bagian dalam sensus, Kamal (bukan nama sebenarnya) mengatakan.

Menurut seorang kerabat korban, yang dikirim ke kantor pusat Hluntin sekitar 4 mil setelah penangkapan dari desa Bill Kawar baru-baru ini, mereka disiksa parah dan beberapa dari mereka dalam keadaan kritis.

Para pemimpin agama Islam di Rohingya yang memiliki jenggot akan menjadi pusat perhatian personil BGP ketika mereka melihat di jalan-jalan atau di pasar.

“Ketika polisi melihat mereka, mereka sengaja memarahi,” kata seorang pemuda setempat, Lal Meah. Beberapa penduduk desa dari Donkhali Maungdaw secara brutal dipukuli dan juga mencabut janggutnya karena tidak berpartisipasi dalam sensus, menurut Jani Mostafa, seorang warga setempat.

Direktur petugas imigrasi U Soe Myint Tun dari Kyikan Pyin (Bill Kawar), desa Maungdaw mengatakan, pihaknya hanya memeriksa daftar keluarga rumah tangga dan kartu identitas mereka. Tidak ada Rohingya di negara ini dan pemerintah telah mengatakan hal yang sama. “Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan,” menurut sumber.

Polisi Distrik U Shwe Than dan pasukannya mulai memeriksa pemuda Rohingya yang mengunjungi kerabat mereka selama perayaan Idul Adha beberapa waktu silam di jembatan desa Maungdaw-Myothu Gyi dan Maungdaw-Buthidaung raya.

Kebijakan menggeledah pemuda Rohingya yang dilakukan petugas tanpa memberikan alasan apapun. Personil polisi mengambil semua uang yang ditemukan pada pemuda dan kadang-kadang menghina mereka saat mereka bertanya alasan pemeriksaan, kata Dil Mohamed, seorang pemuda dari Maungdaw.(T/P004/R11)

Mi’raj Islamic Nws Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0