Astana, MINA – Pemain kunci dalam perang Suriah bertemu di ibukota Kazakhstan, Astana, untuk pembicaraan yang bertujuan menerapkan kesepakatan gencatan senjata yang langgeng dan berpotensi membuka jalan bagi penyelesaian politik.
Perwakilan pemerintah Suriah dan beberapa kelompok oposisi bersenjata mengadakan pembicaraan pada Senin dan Selasa (29-30/10).
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Turki yang mendukung oposisi serta Rusia dan Iran yang mendukung rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad, demikian Al-Jazeera melaporkannya yang dikutip MINA, Senin (30/10).
Perundingan akan menyelesaikan sebuah rencana untuk empat zona “de-eskalasi” di delapan dari 14 provinsi di Suriah. Kawasan tersebut akan mencakup wilayah-wilayah tertentu di Idlib, Latakia, Aleppo, Hama, Homs, Ghouta Timur, Deraa dan Al-Quneitra.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Rencana tersebut menyerukan penghentian serangan udara rezim di wilayah-wilayah tersebut dan akan berlangsung setidaknya selama enam bulan dan bisa diperpanjang jika diperlukan.
Seorang sumber mengatakan kepada Al-Jazeera, perundingan Astana juga akan membahas pembebasan sandera dan tahanan, pengiriman makanan dan bantuan ke daerah yang terkepung, serta pemindahan mayat dan pencarian orang hilang.
Rusia, Turki dan Iran akan bertindak sebagai penjamin zona de-eskalasi. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza