Maungdaw, Myanmar, 22 Rabi’ul Awwal 1438/22 Desember 2016 (MINA) – Pihak berwenang Negara Bagian Rakhine, Myanmar, telah memperbolehkan sekelompok wartawan lokal dan luar negeri mengunjungi daerah konflik di Kota Maungdaw selama tiga hari, 19-21 Desember 2016.
Tim yang terdiri dari 13 wartawan lokal dan luar negeri serta media organisasi independen itu dipilih oleh pemerintah.
Namun, selama kunjungan di Maungdaw dan daerah perbatasan yang mendapat serangan militan Rohingya pada 9 Oktober 2016 mereka harus dikawal oleh keamanan. Di Maungdaw masih diterapkan jam malam dari senja hingga terbit fajar sejak sehari setelah serangan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Wartawan RFA Myanmar yang termasuk dalam tim melaporkan dari lokasi yang dikutip MINA, sebagian besar rumah-rumah di desa-desa Rohingya yang mayoritas Muslim Maungdaw tetap kosong.
Sekitar 27.000 Rohingya telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di Bangladesh.
Pihak berwenang telah membantah bahwa penyerang 9 Okotober berasal dari dalam Myanmar, tetapi berasal dari luar dan menyeberang ke Myanmar.
Sebagian dari media telah menuduh pasukan keamanan Myanmar melakukan pembunuhan di luar hukum di desa, melakukan pemerkosaan, penyiksaan dan pembakaran, meskipun pemerintah Myanmar telah membantah tudingan itu.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Administrator Kota Maungdaw, Ye Htut, mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas pemerintah telah diberikan izin untuk membangun tujuh desa etnis di kota Maungdaw untuk etnis Buddha Rakhine.
Para wartawan juga mengunjungi desa-desa yang pihak berwenang katakan para militan datang menyerang pasukan pemerintah dan membakar rumah-rumah.
Sebelumnya, PBB, negara-negara Barat, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional telah menyerukan kepada pemerintah Myanmar untuk membuka Maungdaw bagi wartawan independen untuk menyelidiki adanya laporan pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pembakaran oleh tentara militer Myanmar yang melakukan operasi keamanan desa-desa Muslim Rohingya.
Pemerintah Myanmar telah menolak keras dugaan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan oleh pasukan keamanan di Maungdaw. (T/P001/R05)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)