Yogyakarta, 20 Syawwal 1438/14 Juli 2017 (MINA) – Pemerintah akan mendesain ulang kurikulum untuk pendidikan vokasi dengan melibatkan dunia industri untuk menjamin relevansi hasil lulusan dengan kebutuhan industri.
Hal itu dikemukakan oleh Direktur Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiawaan Kemenristekdikti, Paristiyanti Nurwardani dalam workshop kurikulum pendidikan vokasi akuntansi di University Club University UGM, Jumat (14/7).
Dikutip dari rilis UGM, menurut Purwandani, revitalisasi pendidikan vokasi dilakukan dengan melakukan penyempurnaan capaian kurikulum 3+2+1, selain dibukanya peluang pendidikan vokasi terapan dan pendidikan diploma satu, diploma dua dan tiga.
“Pemerintah mendorong lebih banyak lulusan pendidikan diploma, tidak semua harus masuk pendidikan akademik,” ujarnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Lulusan pendidikan vokasi yang diharapkan pemerintah, menurut Purwandani, tidak hanya memiliki kemampuan teknis di bidangnya namun memiliki kemampuan lain agar bisa berkompetisi dengan lulusan dari luar.
“Selama ini kemampuan teknis cukup tetapi kurang diimbangi kemampuan bernalar,” ungkapnya.
Kurikulum pendidikan vokasi yang akan direvitalisasi akan memuat pendidikan karakter dan kepemimpinan serta mendorong penguasaan bahasa asing yang lebih baik agar lulusan vokasi lebih banyak terserap di dunia kerja.
“Kondisi sekarang lulusan vokasi lebih banyak menganggur dibanding lulusan akademik. Kita mendorong bagaimana lulusan vokasi lebih terserap di dunia kerja dan berdaya saing,” tutur Purwandani.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Ketua Forum Vokasi Akuntansi-Ikatan Akuntan Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd), Faiz Zamzami mendukung rencana pemerintah untuk mekakukan redesain kurikulum pendidikan vokasi dengan konsep 3+2+1.
Meski demikian, konsep redesain kurikulum tersebut agar bisa terimplementasi dengan efektif perlu dilakukan kajian, sosialisasi dan meminta masukan antar pengelola pendidikan vokasi. “Salah satunya dengan pengelola prodi akuntansi dari perguruan tinggi seluruh Indonesia,” ujar dosen sekolah vokasi UGM ini.
Ia menambahkan, workshop nasional kali ini bertujuan untuk memperjelas rancangan kurikulum yang fokus pada penguatan keuggulan kompetensi dan ketepatan capaian pembelajaran untuk bidang akuntansi, akuntansi sektor publik dan akuntansi perpajakan. Workshop yang berlangsung dua hari, 14-15 Juli ini diikuti 56 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September