Damaskus, MINA – Kementerian Luar Negeri Suriah mengapresiasi ekspatriat dan pengungsi atas “partisipasi besar-besaran” mereka dalam pemilihan presiden.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (21/5), kementerian tersebut mengatakan, warga Suriah di luar negeri menghormati tugas mereka saat mereka memberikan suaranya di kedutaan besar daerah tersebut, Press TV melaporkan.
“Sejumlah negara yang memusuhi Suriah telah merampas hak konstitusional warga Suriah dengan mencegah penyelenggaraan pemilu di tanah mereka, [tetapi] jumlah pemilih yang besar ke tempat pemungutan suara oleh warga Suriah di seluruh dunia merupakan ekspresi dari rasa memiliki Tanah Air, penolakan segala bentuk ketergantungan dan campur tangan eksternal dalam urusannya, dan kepatuhan terhadap keputusan nasional yang independen,” kata pernyataan itu.
Kementerian juga menegaskan kembali peran penting ekspatriat dalam berpartisipasi pada acara nasional dan berkontribusi pada rekonstruksi Suriah.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Suriah telah dilanda perang saudara sejak Maret 2011, dengan negara-negara Barat dan sekutu regional membantu kelompok yang saling bertentangan dan mendatangkan malapetaka di negara itu.
Pasukan Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, telah berhasil mendapatkan kembali kendali atas hampir semua wilayah dari kelompok oposisi militan.
Warga Suriah di luar negeri memberikan suara pada hari Kamis (20/5) sebelum pemungutan suara 26 Mei di Suriah.
Mahkamah Konstitusi Tertinggi Suriah telah menerima tiga dari 51 aplikasi untuk pencalonan, termasuk Presiden Bashar al-Assad yang sedang menjabat.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Assad yang mendapatkan 88,7 persen suara dalam pemilihan presiden terakhir pada 2014, diperkirakan akan memenangkan masa jabatan tujuh tahun keempat. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama