Washington, 3 Muharram 1438/4 Oktober 2016 (MINA) – Mantan afiliasi Al-Qaeda, Jabhat Fateh Al-Sham (JFS) pada Senin (3/10) menegaskan bahwa serangan udara pimpinan Amerika Serikat (AS) telah membunuh salah satu pemimpin seniornya di Suriah utara.
“Ahmed Salama, dikenal sebagai Abu Faraj Mesir dan anggota dari syura (dewan konsultatif) dari Jabhat Fateh Al-Sham, menjadi syuhada setelah serangan udara koalisi di sebelah barat provinsi Idlib,” kata sumber dalam sebuah pernyataan melalui aplikasi Telegram setelah Pentagon mengatakan serangan AS telah menargetkan anggoa “menonjol” Al-Qaeda di Suriah.
Juru bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut Jeff Davis sebelumnya mengatakan pada Senin, ia dapat mengkonfirmasi bahwa mereka menargetkan anggota Al-Qaeda terkemuka di Suriah. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
“Ini adalah pemimpin Al-Qeada yang menonjol,” kata Davis. “Setiap kali kita menghapus pemimpin Al-Qaeda yang signifikan, kita mengganggu dan menurunkan tingkat komando dan kendali mereka dan menghentikan ekspansi mereka.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ahmed Salama Mabrouk lahir pada tahun 1956 di provinsi Giza, Mesir.
Ia dikenal sebagai veteran pemimpin Al-Qaeda dan komandan JFS, yang mengubah namanya dari Al-Nusra Front setelah mengumumkan lepas dengan Al-Qaeda.
Bulan lalu, beberapa komandan JFS terkemuka juga tewas dalam serangan udara koalisi pimpinan AS pada pertemuan tingkat tinggi kelompok itu di Aleppo.
Pada bulan Juli, pemimpin Al-Nusra Front Abu Muhammad Al-Jolani mengumumkan bahwa kelompoknya melepaskan diri dari Al-Qaeda, setelah mendapatkan persetujuan dari pemimpin tertinggi Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Al-Nusra Front kemudian berganti nama menjadi Jabhat Fateh Al-Sham.
Namun, Amerika Serikat masih menganggap kelompok itu sebagai organisasi teroris dan terus menargetkan para pemimpinnya. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata