Pemimpin Senior Fatah Minta Turkiye Jadi Mediator Rekonsiliasi Faksi-faksi Palestina

Istanbul, MINA – Seorang pemimpin senior Partai Fatah merekomendasikan Turkiye sebagi penengah antara Otoritas Palestina dan Hamas untuk menghidupkan kembali upaya rekonsiliasi menyatukan faksi-faksi Palestina di tengah pemboman Israel di Jalur Gaza, surat kabar Turkiye, Yeni Safak melaporkan.

“Kami memberitahu rekan-rekan Turkiye bahwa kami ingin mengakhiri perpecahan (internal Palestina) dan mencapai persatuan nasional,” kata Sekretaris Jenderal Fatah Jibril Rajoub saat berkunjung ke Istanbul, Turkiye, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (25/12).

“(Turkiye), sebuah negara regional sangat besar dan sebuah negara Muslim yang dapat memainkan peran dalam mengakhiri perpecahan dan membangun persatuan”, tambahnya.

Rajoub menyatakan keyakinan Fatah bahwa Hamas adalah bagian dari masyarakat Palestina dan menyebut serangan Brigade Al-Qassam terhadap Israel pada 7 Oktober lalu sebagai epik heroik dan perang defensif.

Rajoub menegaskan kembali pentingnya untuk Palestina mendirikan sebuah negara sesuai dengan perbatasan 1967 dan mencari sebuah resolusi terhadap konflik dengan Israel, menyebutnya sebagai cara utama untuk mencapai persatuan.

“Rakyat Palestina perlu  mengambil keputusan kolektif dengan mendukung perlawanan bersama. Kita perlu menyakinkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), PBB dan seluruh dunia bahwa Negara Palestina ada,” katanya.

Pada saat yang sama, Rajoub menegaskan, pencapaian tersebut tidak dapat terjadi tanpa persatuan nasional.

ini juga akan menjadi organisasi yang menghormati hukum internasional. Negara Palestina ini akan menjadi jaminan stabilitas regional dan perdamaian dunia. Kami sedang mengerjakan ini. Kami ingin saudara-saudara kami di Hamas mengambil tindakan dengan perspektif ini,” tegasnya.

Rekonsiliasi antara Fatah, yang dikenal sebagai Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) atau Otoritas Palestina (PA) dan Hamas telah dibahas selama enam belas tahun terakhir sejak perpecahan.

Upaya rekonsiliasi telah dilakukan terutama dalam beberapa tahun terakhir, namun sering kali tidak membuahkan hasil, karena kedua faksi Palestina yang bersaing gagal menyelenggarakan pemilu yang telah lama ditunggu-tunggu di seluruh wilayah Palestina.

Selama bertahun-tahun, Turkiye juga menampilkan dirinya sebagai mediator utama antara Fatah dan Hamas, dengan bertemu dengan presiden PA Mahmoud Abbas dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. (T/RE/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.