Kayseri, Turki, 14 Ramadhan 1436/1 Juli 2015 (MINA) – Kongres Uighur Dunia di Turki baru-baru ini menuding Pemerintah Beijing menyatakan “perang” terhadap Muslim dan Islam dengan melarang Muslim berpuasa.
“Sayangnya dunia masih diam,” kata Wakil Presiden Kongres Seyit Tumturk kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (1/7).
Menurut laporan media internasional, Cina telah melarang warga Muslim Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang, khususnya bagi anggota Partai Islam, PNS, siswa dan guru.
Tumturk menyebut daerah itu adalah satu-satunya wilayah Muslim di dunia, di mana orangnya dilarang beribadah puasa Ramadhan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Upaya negara tahun ini untuk mengontrol puasa bukan hal pertama.
“Sekitar 3.000 Uighur dibantai pada hari pertama puasa Ramadhan ketika mereka turun ke jalan memprotes larangan,” ungkap Tumturk merujuk peristiwa pada Ramadhan tahun lalu di mana di Yarkent, dua desa dibakar dan 3.000 Muslim dibunuh.
Dia menuduh Cina menantang dunia dengan “pembantaian” dan “tekanan psikologis” terhadap rakyat “Turkistan Timur”.
Banyak orang Turki menyebut Daerah Otonomi Xinjiang sebagai Turkistan Timur. Mereka yakin Uighur adalah di antara sejumlah suku Turki yang mendiami wilayah tersebut dan menganggap itu sebagai bagian dari Asia Tengah, bukan Cina.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Cina telah melaksanakan kebijakan asimilasi sistematis selama 66 tahun, ketika menginvasi Turkistan Timur,” kata Tumturk.
Dia menegaskan, Pemerintah Beijing telah menindas Uighur selama beberapa dekade, mencegah mereka mempraktekkan agama dan budayanya.
Dia mengkritik Organisasi Kerjasama Islam (OKI) karena tidak bertindak terhadap “kekejaman Cina”. (T/P001/R05)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)