Ankara, MINA – Jumlah pendaftar pengajaran bahasa secara daring, dengan kurikulum BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di Turki tahun 2021 mencapai 16 kelas dari target semula hanya 3 kelas.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, angka tersebut adalah jumlah terbesar dalam satu angkatan jika dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.
“Dalam waktu dua pekan, sekitar 501 orang yang mendaftarkan diri dari 18 provinsi yang ada di Turki. Latar belakangnyapun bermacam-macam. Mulai dari pemandu wisata, pasangan WNI di Turki, akademisi, diplomat, presiden direktur dan general manager sejumlah perusahaan besar di Turki, hingga salah seorang penulis buku-buku sejarah yang cukup dikenal di Turki. Ini jauh melampaui target kami”, ujar Hafid A. Santosa, Sekretaris III Pensosbud KBRI Ankara yang mengkoordinasikan kegiatan tiu.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi masyarakat Turki itu diselenggarakan bersama oleh KBRI Ankara dengan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Pengajaran menggunakan kurikulum BIPA yang sudah teruji dan terus dikembangkan selama puluhan tahun di berbagai negara.
Sementara itu menurutr Dora Amalia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra mengatakan, Bahasa Indonesia sudah dipahami lebih dari setengah populasi Kawasan ASEAN.
“Kita ingin terus menginternasionalkannya,” katanya.
Tentang minat di Turki, ia mengatakan, sangat istimewa karena meskipun baru pertama kali dibuka, jumlah peminat di Turki sangat besar bahkan mengalahkan jumlah peminat di banyak negara yang telah membuka kelas Bahasa Indonesia yang difasilitasi Badan Bahasa.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Selain menggunakan kurikulum BIPA, pengajaran Bahasa Indonesia di Turki juga akan memanfaatkan materi-materi visual yang dikembangkan oleh KBRI Ankara dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki yang dikenal dengan program Endonezya Evi (Rumah Indonesia).
Ditargetkan dalam lima bulan, pengajaran untuk setiap tingkatan akan selesai dan diakhiri dengan ujian serta pemberian sertfikat. Setelah selesai dalam satu tingkatan, para peserta juga dapat mengikuti tingkatan selanjutnya.
Dalam dua tahun terakhir, KBRI Ankara secara aktif terus melakukan berbagai upaya menarik perhatian masyarakat dan kalangan usaha di Turki terhadap Indonesia.
Sebelumnya KBRI Ankara juga telah membentuk klub tari Indonesia khusus bagi anak muda Turki, dua kali mengirimkan influencers Turki ke Indonesia dan hasilnya sudah dilihat oleh lebih dari 6 juta view serta sejumlah juga sejumlah forum bisnis dan investasi di Turki. (R/R5/P1)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj News Agency (MINA)