Ghulja, Xinjiang, MINA – Penguncian (lockdown) di China di tengah lonjakan infeksi virus corona di setidaknya 17 provinsi, sehingga pihak berwenang membatasi perjalanan dan mengingatkan warga untuk mempersiapkan makanan dan persediaan lainnya.
Penguncian di satu kota di wilayah Xinjiang, China barat laut, telah berlangsung lebih dari sebulan, membuat penduduk yang putus asa kekurangan makanan dan terpaksa mengeluh kepada pihak berwenang meskipun ada peringatan resmi untuk tetap diam, kata sumber.
“Tidak mungkin terus seperti ini,” kata seorang warga Uighur di Ghulja, menulis di akun media sosialnya. “Kapan jalan dan pintu kita pasti dibuka lagi?”
“Mereka mengatakan ini akan terjadi pada 18 Oktober, tetapi tanggal 18 kemudian berlalu. Kemudian kami senang ketika kami mendengar hal-hal akan dibuka pada 28 Oktober, tetapi tanggal 28 sekarang juga telah berlalu, dan tidak ada yang mengatakan apa-apa lagi,” tulis pria itu, Uyghur Congress melaporkan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Cuaca dingin akan datang, dan biasanya kami bisa keluar untuk membeli batu bara dan hal-hal lain yang kami butuhkan,” katanya.
Ia menambahkan permohonannya kepada pihak berwenang China untuk mempertimbangkan situasi mereka dengan hati-hati.
“Kita harus diizinkan keluar sesegera mungkin. Jika hal-hal seperti ini terus berlanjut, kita mungkin akan mati karena kelaparan,” katanya.
Banyak penduduk Ghulja, yang terletak di dekat perbatasan China dengan Kazakhstan, tidak lagi dapat membeli makanan atau bahan bakar, kata warga Uighur lainnya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Saya sudah kehabisan semua uang yang saya simpan,” tulis warga lainnya. “Kami juga kehabisan sayuran, dan saya tidak bisa mengirim uang kepada anak saya yang sedang belajar di kota lain.”
Pejabat yang ditelepon oleh Radio Free Asia (RFA) menolak untuk mengomentari situasi di Ghulja. Namun, seorang karyawan yang bekerja di sekolah pelatihan kejuruan mengatakan, penguncian kota masih berlaku, dia sekarang terputus dari kontak dengan suaminya yang bekerja di kota lain.
Dia tidak bisa mengatakan kapan karantina kota akan berakhir, katanya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj News Agency (MINA)