Basra, MINA – Ribuan pengunjuk rasa Irak menghalangi jalan menuju pelabuhan utama Teluk Irak, menurut sumber keamanan, ketika demonstrasi massa yang menyerukan reformasi ekonomi dan perbaikan sistem politik terus berlanjut untuk hari kesembilan berturut-turut.
Para pemrotes pada hari Sabtu (2/11) membakar ban dan memasang balok beton di sekitar pelabuhan Umm Qasr, selatan kota Basra, setelah pasukan keamanan semalam bergerak untuk mencoba dan membubarkan aksi duduk.
Natasha Ghoneim dari Al Jazeera melaporkan dari ibu kota Irak, Baghdad, sumber-sumber lokal melaporkan bahwa 100 orang terluka dalam bentrokan berikutnya antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa.
Operasi di pelabuhan, yang menerima sebagian besar impor biji-bijian, minyak nabati dan gula Irak, telah terhenti sejak Rabu (30/10).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Demonstran pertama-tama memblokir pintu masuk sehari sebelumnya, mencegah truk-truk yang membawa barang masuk atau meninggalkan fasilitas itu. Kondisi itu mendorong beberapa jalur pelayaran internasional menghentikan operasi di sana, menurut pejabat pelabuhan.
“Para pengunjuk rasa marah, mereka mengatakan bahwa pendapatan pelabuhan dialihkan dari kota mereka dan meninggalkan mereka dengan layanan dasar yang buruk,” kata Ghoneim.
Demonstran membawa tulisan-tulisan yang menyerukan ‘Iran keluar dari urusan Irak’ dan ‘Pemerintah Irak dibuat oleh Iran’.
Banyak orang Irak memandang para pemimpin negara kaya minyak itu tunduk pada satu atau dua sekutu utama Irak, Amerika Serikat dan Iran, sementara kebutuhan orang-orang biasa yang mengalami kesulitan ekonomi yang parah diabaikan. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan