Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengusaha Tionghoa-Konghucu-Malaysia Sumbang Mushaf Al-Qur’an Sulaman 17 Meter

Hasanatun Aliyah - Ahad, 3 Juni 2018 - 23:14 WIB

Ahad, 3 Juni 2018 - 23:14 WIB

4 Views

Mushaf Al-Qur’an Sulaman Raksasa.

Jakarta, MINA – Seorang pengusaha besar warga negara Malaysia, Tan Sri Lee Kim Yew penganut Khonghucu yang bersimpati pada Islam, menyumbangkan Mushaf Al-Qur’an Sulaman Raksasa sepanjang 17 meter kepada Dunia Islam melalui Presiden RI.

Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban, Prof. M. Din Syamsuddin menjelaskan, sumbangan Mushaf itu bermula dari pertemuannya dengan Tan Sri.

Din menceritakan, sekitar setahun saat bertemu Tan Sri di Kuala Lumpur, kepadanya Tan Sri menceritakan bahwa sudah hampir dua tahun (sejak 2015) dirinya meminta seorang ibu di Ninxiang, untuk menyulam mushaf Al-Qur’an besar.

“Tan Sri Lee berniat menyumbangkannya kepada umat Islam melalui Raja Saudi Arabia, yang dikenalnya sebagai pusat Agama Islam. Lantas saya usulkan mengapa tidak melalui Presiden Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia,” kata Din melalui siaran tertulisnya pada Ahad (3/6).

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

Tan Sri Lee Kim Yew adalah pengusaha yang juga memimpin lembaga sosial yang berbasis di Malaysia yang bernama Cheng Ho Multicuture Education Trust.

Mushaf Al-Qur’an Sulaman Raksaya yang dibuat secara manual dengan tangan merupakan produk peradaban yang bernilai tinggi sebagai sumbangan dari masyarakat China untuk dunia Islam.

Mushaf ini dibuat oleh komunitas Muslim Haiyuan, Ningxia, Provinsi Otonomi Khusus Muslim di Tiongkok, yang memiliki tradisi kuat dalam menyulam.

Proses pengerjaaan sulaman Mushaf sepanjang 17 meter ini membutuhkan ketelatenan, ketelitian dan ketrampilan khusus sulam. Seorang penyulam profesional, dalam sehari maksimal hanya bisa menyelesaikan tiga baris tulisan Al-Qur’an.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Terkait penulisan mushaf tersebut, Tan Sri meminta Din Syamsuddin mengirim proofreader untuk memastikan kebenaran penulisan mushaf. Pada Februari lalu Din mengirim Dr. Ghilmanul Wasath, alumnus Universitas Al-Azhar Mesir, untuk berangkat ke Ningxia. Dari proofreading tersebut diketahui hanya ada beberapa kesalahan minor yang segera diperbaiki.

Din Syamsuddin menjelaskan, dipilihnya Indonesia sebagai pihak untuk menerima Al-Qur’an Sulaman Raksasa merupakan cerminan pentingnya posisi Indonesia bagi dunia Islam.

Karenanya, penyerahan Al-Qur’an tersebut memberikan makna simbolik bagi kerukunan Tionghoa dan Non-Tionghoa untuk menjadi jembatan kebudayaan di Indonesia, serta merekatkan hubungan dan pemahaman budaya Tiongkok dan Dunia Islam.

Menurutnya, ini proyek besar, bukan hanya karena kebesaran barangnya, tapi kebesaran niat baik dari seorang non Muslim untuk membuat Mushaf Al-Qur’an Sulaman. Tan Sri telah mengeluarkan dana besar untuk itu. Mungkin ini satu-satunya mushaf Al-Qur’an yang ditulis di atas kain dengan sulaman dan dalam ukuran terbesar di dunia.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

“Pada hemat saya, Mushaf al-Qur’an Sulaman Besar yang dibuat di Tiongkok dan disumbang oleh seorang Tionghoa beragama Khonghucu ini adalah lambang kedekatan Tiongkok/Tionghoa dengan Islam.”

Penyerahan mushaf ini kepada umat Islam menurut dia. adalah bentuk dialog antar peradaban yang niscaya. Bahwa dialog itu menggunakan medium Kitab Suci karena dialog, antar agama maupun antar-peradaban, haruslah berlangsung dalam kesucian hati dan pikiran.

“Kita semua, umat Islam di Indonesia, perlu berterima kasih kepada Tan Sri Lee Kim Yew atas sumbangan Mushaf Al-Qur’an Sulaman Besar ini,” katanya.

Din mengatakan, Tan Sri Lee Kim Yew juga berniat menyumbang sebuah Masjid Serba Tembaga yang akan dibangun di pesantren yang ia asuh, Pesantren Modern Internasional Dea Malela, di Sumbawa, NTB.

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Penyerahan Mushaf akan dilakuklan di Kantor UKP-DKAAP bekerja sama dengan Cheng Ho Multi Culture Education Trust, sekaligus menyelenggarakan Forum Dialog Islam-Konghucu di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, pada 4 Juni 2018 pukul 14.00-18.00, diakhiri dengan iftar.

Dialog berskala regional ini, ditujukan sebagai wadah silaturahmi dan silatulfikri antar tokoh Muslim dan Tionghoa. Dialog akan dihadiri oleh 60 orang tokoh Muslim dan Tionghoa dari Indonesia, Malaysia, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). (R/R10/RS1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia