Maungdaw, Myanmar, 22 Rabi’ul Awwal 1438/22 Desember 2016 (MINA) – Polisi penjaga perbatasan di kota Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar mengatakan, serangan pada 9 Oktober 2016 dilakukan oleh Muslim lokal dan dari negara tetangga Bangladesh.
Kepala Polisi Penjaga Perbatasan Myanmar Mayor Jenderal San Lwin berbicara di markas penjaga perbatasan Kyikanpyin kepada sejumlah wartawan lokal dan internasional yang mengunjungi wilayah kekerasan itu pada Rabu (21/12). Demikian RFA memberitakan dari lokasi yang dikutip MINA.
San Lwin mengungkapkan bahwa para militan Muslim menyerang tiga stasiun patroli perbatasan di Maungdaw dan Rathedaung pada 9 Oktober.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Menurutnya, para militan menerima pelatihan dari Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO), sebuah kelompok militan lokal kecil yang aktif pada masa 1980-an hingga 1990-an, tetapi telah diyakini sudah tidak aktif. Serangan itu sendiri menewaskan sembilan polisi perbatasan Myanmar.
Para penyerang juga diyakini melibatkan Muslim lokal untuk berpartisipasi dalam bentrokan berikutnya dengan pasukan keamanan yang dimaksudkan untuk memaksa orang Buddha etnis Rakhine meinggalkan rumah mereka di daerah serangan.
Namun Mayor Jenderal mengatakan dalam sambutannya bahwa itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.
Setelah serangan, tentara dan polisi perbatasan Myanmar yang menyisir ke Maungdaw, mengunci daerah dan mencari para penyerang. Keamanan telah menangkap 609 orang yang diyakini berhubungan dengan serangan awal dan bentrokan berikutnya antara penduduk desa dan pasukan keamanan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
San Lwin menambahkan, sebanyak 73 orang telah ditemukan tewas dan 106 telah dijatuhi hukuman. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza