Bogor, 21 Sya’ban 1435/19 Juni 2014 (MINA) – Praktisi pendidikan Ahmad Zubaidi Ardhani menyatakan penutupan tempat pelacuran Dolly oleh pemerintah kota Surabaya sungguh luar biasa dan harus disyukuri.
“Ini karunia Allah Subhanahu wa ta’ala yang harus disyukuri, penutupan lokasi pelacuran Dolly yang telah beroperasi sejak zaman Belanda merupakan langkah strategis menyelamatkan generasi muda,” ujar ulama yang juga praktisi pendidikan dari Pondok Pesantren Al Fatah, Cileungsi Bogor kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Menurutnya, masalah lapangan pekerjaan yang biasanya menjadi alasan para pelaku pelacuran dan pendukung pekerjaan haram itu, akan diganti oleh Allah dengan yang halal dan lebih baik.
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
“Allah akan mengganti yang halal dan barokah bagi warga setempat dan umumnya warga Kota Surabaya,” kata Zubaidi.
Penutupan Dolly yang dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, merupakan prestasi luar biasa yang harus didukung oleh semua pihak terutama ummat muslim.
Apa yang dilakukan Wali Kota Surabaya itu bukan mencari popularitas tapi untuk menyelamatkan anak bangsa dan itu merupakan kehendak Allah, maka siapa yang melawan keputusan penutpan itu sama halnya melawan Allah.
“Sungguh sangat disayangkan kalau masih ada yang tidak setuju atau bahkan menentang penutupan itu, yang artinya sama dengan menentang Allah,” kata Zubaidi.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Masalah kemiskinan ekonomi yang sering jadi alasan mereka yang menyetujui pelacuran sangat tidak relevan. Alasan kebutuhan ekonomi tidak dapat dijadikan pembenaran untuk melakukan perbuatan nista atau haram.
Banyak orang yang tetap tegar menjaga kehormatan untuk tidak melakukan perbuatan dosa, meski terpaksa harus bekerja kasar atau bahkan berat seperti menjadi pemulung atau menjadi pemecah batu.
“Justru permasalahan sebenarnya mereka itu miskin agama atau imannya, sehingga melakukan pekerjaan nista itu,” kata Zubaidi.
Karena itu, disarankan para penghuni Dolly nantinya bukan hanya diberi konpensasi untuk biaya hidup sementara saja, tapi perlu diberi pembinaan agama. Pembinaan agama sangat penting agar mereka tidak lagi mengulangi pekerjaan haram itu.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Pemerintah dapat menggandeng ulama pesantren atau lembaga keislaman terdekat untuk membantu melakukan pembinaan mental bekas penghuni Dooly. Ummat Islam juga harus ikut membantu sekaligus untuk menunjukkan rahmatnya agama Islam.
“Islam itu rahmat bagi bagia semuanya, termasuk kepada mereka yang pernah terjerumus di lembah nista itu. Mereka yang bertaubat akan tetap diterima dan dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik,” tandas Zubaidi.
Seperti diketahui, lokalisasi pelacuran Dolly Surabaya, Rabu malam resmi ditutup. Warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya yang berada di lingkungan lokalisasi Dolly telah resmi membacakan deklarasi pengalihfungsian wisma dan alih profesi bagi wanita harapan, di Gedung Islamic Centre, Jl. Raya Dukuh Kupang.
Deklarasi itu telah dibacakan dan telah ditandatangani oleh 107 orang warga Putat Jaya pada 18 Juni 2014 tepat pukul 20.00 dihadapan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (L/P07/P04)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)