Riyadh, 24 Jumadil Akhir 1436/13 April 2015 (MINA) – Memasuki pekan ketiga, Perancis menyuarakan dukungan Barat untuk serangan militer udara koalisi terhadap Houthi Yaman.
Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius mengatakan, Perancis menempatkan diri sebagai mitra regional untuk pemulihan stabilitas kawasan di Yaman, France24 melaporkan.
“Mengenai Yaman, kami di sini untuk menunjukkan dukungan kami, terutama dukungan politik untuk Kerajaan Saudi,” ujar Fabius kepada wartawan, saat ia memulai serangkaian kunjungan pertemuan dengan pimpinan Saudi di Riyadh, Ahad (12/4).
Arab Saudi merupakan sekutu penting Perancis, memimpin koalisi sembilan negara Arab menyerang pemberontak Houthi Yaman, yang menguasai ibu kota Shana’a sejak September lalu.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Clarence Rodriguez, koresponden France24 di Riyadh, melaporkan, kunjungan Fabius juga dimaksudkan untuk meyakinkan Arab Saudi, tekad Perancis dalam negosiasi mengenai program nuklir Iran.
Fabius juga menegaskan dukungan negaranya pada operasi koalisi tersebut untuk mengembalikan stabilitas Yaman, mengembalikan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi serta pengendalian Aden dengan paksa melalui cara militer.
Ia menambahkan, bahwa apa yang telah dilakukan koalisi Arab sudah sesuai dengan hukum internasional.
Menlu Perancis, tiba di Riyadh, Sabtu malam, untuk melakukan kunjungan resmi ke ibukota Saudi, dalam rangka perjalanan dua hari yang juga akan mencakup kunjungan ke Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri di Riyadh, Menlu Arab Saudi, Sa’ud al-Faisal, bersama rekannya Menlu Perancis Laurent Fabius mengatakan, negaranya memberikan penghormatan atas para pahlawan yang gugur di tangan pengkhianatan, serta mengucapkan rasa belasungkawa dan simpati atas nama Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdul Aziz, kepada keluarga para syuhada dan keluarga mereka yang menjadi korban.
Al-Faisal menekankan bahwa kunjungan Menlu Perancis dalam rangka memperkuat hubungan baik antara kedua negara, menekankan pentingnya koordinasi dan konsultasi yang terus-menerus antara kedua negara terhadap kepentingan bersama dan isu-isu regional dan internasional, lapor media Aawsat.
Al-Faisal menambahkan, bahwa negara tidak berperang melawan Iran, tetapi memenuhi permintaan Presiden Yaman yang sah untuk membantu menghentikan perang Houthi di Yaman. Langkahnya melakukan serangan, menurutnya, didukung partisipasi dari sejumlah negara Arab dan Islam serta dukungan dari banyak negara sahabat, untuk mengembalikan presiden yang sah, Hadi.
“Kampanye koalisi militer adalah untuk mempertahankan legitimasi Yaman berjalan dengan baik dengan penargetan milisi Houthi dan pasukan mantan presiden Saleh,” ujar al-Faisal.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Serangan juga dalam upaya kemanusiaan untuk melindungi warga sipil, melakukan evakuasi warga dan memberikan bantuan kemanusiaan, melalui kerjasama dengan organisasi internasional seperti PBB dan Palang Merah Internasional, imbuhnya.
Karenanya, ia mengungkapkan kecaman dan kemarahan terhadap milisi Houthi yang dianggap terus meneror warga sipil tak berdosa.
Media ekeonomi setempat, Al-Iqtishadiyyah melaporkan, Menlu Prancis beserta delegasi yang menyertainya, juga mengembangkan kerjasama dengan pemerintah dan sektor swasta Saudi, dengan melakukan beberapa perjanjian dan nota kesepahaman di berbagai bidang dan pengembangan proyek bersama, dengan kucuran dana modal senilai 33 miliar Riyal Saudi (sekitar 113 triliun rupiah), untuk 186 proyek. (T/P4/R11).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)