Jakarta, 30 Jumadil Awwal 1437/9 Maret 2016 (MINA) – Kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Tokyo menerima minat perusahaan produsen handmade mie Jepang untuk berinvestasi di Indonesia.
Perusahaan yang terletak di Prefektur Hyogo ini siap mengurus berbagai persyaratan administrasi termasuk di antaranya sertifikasi halal yang disyaratkan untuk produk-produk makanan yang membidik konsumen masyarakat Indonesia secara lebih luas.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa minat investasi yang disampaikan oleh produsen mie Jepang tersebut cukup menarik karena selama ini, perusahaan-perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia mayoritas berhubungan dengan industri otomotif dan komponen.
“Ini menunjukkan bahwa minat investasi Jepang semakin beragam,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency, Rabu (9/3).
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Franky mengatakan, prefektur Hyogo selama ini merupakan salah satu prefektur yang di bawah wilayah perwakilan RI KJRI Osaka yang kerap melakukan kegiatan promosi investasi dengan bekerjasama bersama perwakilan BKPM di Tokyo.
“Dari laporan yang diterima, saat ini banyak perusahaan Jepang mulai mempertimbangkan masuk ke Indonesia setelah melihat banyaknya restoran maupun convenience store Jepang di Indonesia. Artinya mereka sudah memiliki pasar segmented sebagai modal untuk menjual produk mereka,” ujar Franky.
Franky juga mengutip data yang disampaikan oleh perwakilan Jetro bahwa fasilitas yang ada seperti sekolah Jepang di Jakarta yang pada tahun 2014 mencapai 1.199 murid, kemudian secara nasional terdapat 16 ribu ekspat Jepang, sementara di Jakarta 10 ribu terdapat ekspat Jepang.
“Faktor-faktor mendasar tentang fasilitas ekspatriat di Jakarta khususnya ekpatriat Jepang tersebut justru menjadi informasi yang mendorong munculnya minat-minat investasi baru dari Jepang,” ungkapnya.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan mengemukakan bahwa selama ini, investasi dari negeri Sakura tersebut banyak dikenal terdiri dari perusahaan elektronika, perusahaan otomotif dan komponen, serta produk garmen.
“Bidang usaha lainnya yang juga diminati adalah produksi semi konduktor dan alat-alat kelistrikan. IIPC Tokyo siap mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor dari Prefektur Hyogo tersebut,” kata pria yang akrab dipanggil Juice ini.
Menurutnya, seiring dengan mulainya ASEAN Economic Community, investor Jepang mulai melirik untuk mengembangkan usaha di sektor makanan.
“Investor Jepang melihat bahwa ini merupakan peluang karena 40% plus penduduk ASEAN ada di Indonesia,” katanya. (L/P010/R05)
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)