
Henrietta Tabita Hutabarat Telebang
. (Foto: Nias bangkit)" width="300" height="200" /> Ketua Umum PGI Pdt. DR. Henrietta Tabita Hutabarat Telebang. (Foto: Nias bangkit)Jakarta, 2 Syawal 1436/18 Juli 2015 (MINA) – Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) mengecam keras pembubaran Shalat Idul Fitri dan pembakaran masjid umat Islam di Karubaga, ibu kota Tolikara, Papua, Jumat pagi.
Menurut PGI, tindakan kekerasan dalam bentuk dan alasan apapun tidak dapat dibenarkan.
“Kami mengecam keras terjadinya pembubaran shalat Id dan pembakaran rumah ibadah, dalam hal ini masjid,” ujar Ketua Umum PGI Pdt. DR. Henrietta Tabita Hutabarat Telebang dalam pernyataan resmi di kantor PGI Pusat di Jalan Salemba Raya, Jakarta, Sabtu (18/7).
Menurut Henriette, PGI sangat menyesalkan terjadinya peristiwa kerusuhan di Tolikara.
Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan
Menurutnya, peristiwa ini melukai keutuhan sebagai bangsa dan tidak mencerminkan sikap mengasihi semua orang yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
“Terutama jika hal ini dilakukan ketika umat sedang menjalankan ibadah,” ujarnya.
Di hari yang sama, Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menyesalkan dan meminta maaf atas insiden yang terjadi di Tolikara, Papua, ANTARA News melaporkan. Presiden sedang berada di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam saat kasus ini terjadi untuk memperingati Idul Fitri bersama rakyat Aceh.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman
“Ini musibah dan atas nama Presiden, saya memohon maaf,” kata Lenis dalam jumpa pers di Kantor Staf Khusus Presiden Gedung Sekretariat Negara Jakarta, Sabtu (18/7).
Ia sudah melaporkan insiden itu kepada Presiden melalui Sekretaris Pribadi dan kepada Seskab Andi Widjajanto pada Jumat malam. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU