Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua NU Papua: Semboyan Toleransi Papua, Satu Tungku Tiga Bantu

Admin - Senin, 19 Juni 2017 - 11:23 WIB

Senin, 19 Juni 2017 - 11:23 WIB

342 Views ㅤ

Ketua Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Papua, Dr. H. Toni Wanggai (kanan). (Foto: Rina Asrina/MINA)

Jakarta, 24 Ramadhan 1438/ 19 Juni 2017 – Ketua Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Papua, Dr. H. Toni Wanggai mengatakan, toleransi beragama yang diterapkan di Papua sejak turun temurun bisa diterapkan di Islam minoritas maupun mayoritas.

“Semboyan yang kami miliki di Papua untuk sebuah toleransi adalah Satu Tungku Tiga Batu,” kata Toni kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Ahad (18/6).

Toni menjelaskan, istilah tungku merujuk pada kebersamaan, toleransi yang ditopang di bawahnya tiga batu sebagai simbol tiga agama yang mayoritas di sana, yaitu Islam, Katolik dan Kristen.

“Sama seperti jika kita memasak, tungku harus ditopang tiga batu yang fungsinya untuk menyokong tungku agar tidak guling atau tumpah,” katanya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Yapis Jayapura itu mengatakan bahwa semboyan itu juga secara umum juga menunjukkan sinergi yang harmonis antara tiga elemen yaitu yaitu adat, agama, dan pemerintah dalam pembangunan masyarakat.

“Tiga elemen itu bersinergi untuk mengelola perbedaan agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat yang saling menjunjung tinggi kebebasan beragama,” katanya.

Semangat itu masih terus dipelihara dan menyebar, tidak hanya di Fakfak, tapi juga di pesisir Papua Barat lainnya, seperti Sorong, hingga Kaimana.

Rujukan Toleransi Beragama

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Semboyan Satu Tungku Tiga Batu menjadi semangat toleransi beragama di Papua, tidak hanya menjadi teori tapi praktek, sehingga Papua menjadi rujukan kerukunan beragama.

Toni yang juga salah satu anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua faktor besar Papua bisa menjaga dan mempertahankan toleransi adalah komunikasi yang terjalin dengan baik antar umat beragama.

“Terbukti bahwa puluhan tahun di Papua jarang sekali ada konflik, adapun yang pernah terjadi di Tolikara dan Manokwari itu hanya miss komunikasi saja,” jelasnya.

Dia menambahkan, ada hikmah dari kasus yang ada di Tolikara yang bisa diambil pelajaran yaitu menjalin hubungan komunikasi dengan baik kepada semua elemen masyarakat dari semua agama.

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

“Setelah dilakukan diskusi antar tokoh agama, alhamdulillah sekarang masjid yang terbakar sudah terbangun kembali dan lebih bagus dari sebelumnya,” tambahnya. (L/P3/R10/RI-1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Internasional
Indonesia