Pesantren Nuu Waar AFKN Asah Santri Miliki Kemampuan Public Speaking

Santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu 4 Mei 2024, mengadakan pelatihan Master of Ceremony (MC) atau menjadi pembawa acara.

Bekasi, MINA  Santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (4/5), mengadakan pelatihan public speaking, salah satunya menjadi Master of Ceremony (MC) atau pembawa acara.

Para santri terlihat bergantian belajar menjadi pembawa acara memberikan sambutan. Tepuk tangan dan suara riuh dukungan sesekali terdengar dari para santri.

Mereka sangat antusias menyimak temannya yang sedang giliran menjadi MC memberikan sambutan di depan panggung. “Kegiatan ini merupakan  melatih para santri terbiasa berbicara di depan khalayak,” kata Mudir Pesantren Nuu Waar AFKN Ustaz Abdul Khalik.

“Istilah kita melatih santri public speaking. Ini sarana melatih mental santri,” ujarnya.

Baca Juga:  Peringati 76 Tahun Nakba, AWG Sampaikan 11 Poin Tuntutan

Menurutnya, public speaking merupakan keterampilan dasar bagi setiap dai. Karena santri Nuu Waar diarahkan menjadi dai, maka keterampilan ini perlu diasah.

“Untuk santri SD pun sudah kami latih menjadi MC. Sejak awal sudah terbiasa berbicara di depan orang banyak. Santri dai itu ya memang diajarkan seperti itu,” ujar Ustaz Khalik.

Untuk tingkatan SMP-SMA, jelas Ustaz Khalik, materi public speaking mulai diajarkan cara berkhotbah.

“Maka Alhamdulillah kita sudah memakai santri khotbah Jumat. Ada 10 santri sudah tampil. Dari kelas 10, 11, 12 SMA,” jelas Ustaz Khalik.

Tak hanya itu, kedepan khotbah Jumat di Masjid Nuu Waar akan mempergunakan bahasa Arab. Seperti halnya dilakukan di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Baca Juga:  Pernyataan Sikap Wahdah Islamiyah Atas Genosida Zionis Israel di Gaza

“Karena kan memang idealnya dalam Mazbah Syafii kan khotbah Jumat itu berbahasa Arab. Makanya disamping itu tentu pembinaan santri dengan program bahasa harus aktif dan fokus,” ungkap Ustaz Khalik.

Lanjut Ustaz Khalik, ketika khotbah Jumat menggunakan bahasa Arab, maka audiens harus mengerti.

“Saya kira dunia pesantren wajb paham seperti itu. Itu ingin kita lakukan secara bertahap,” ujar Ustaz Khalik.

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi