Piala Eropa bagi Pemain Sepakbola Muslim

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Pertandingan sepakbola tahun 2016 ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Tentu ini menimbulkan masalah yang sedikit menantang bagi banyak pemain Muslim. Faktanya, banyak dari mereka memilih untuk menunda puasa setelah turnamen selesai.

Banyak nama-nama besar yang bersaing di turnamen tahun ini adalah Muslim, seperti Paul Pogba, Emre Can, Sami Khedira dan Mesut Özil, belum lagi beberapa pemain di tim nasional Turki, Albania dan Swiss.

“Yah, setiap Muslim dewasa yang sehat harus berpuasa, tetapi, jika bepergian atau tidak sehat, maka boleh memilih untuk tidak berpuasa dan menggantinya pada bulan lain,” ujar Nathan Ellington, yang pernah bermain di Liga Premier Inggris untuk Wigan Athletic, West Bromwich Albion, Derby County dan Watfor, About Islam menyebutkan.

“Ketika datang ke piala Eropa, itu tidak akan banyak masalah karena pemain dalam bepergian. Jika pemain memilih untuk tidak berpuasa selama turnamen, mereka memiliki satu tahun untuk mengantinya,” imbuh Ellington.

Seperti di Euro 2016 yang berlangsung selama bulan Ramadhan di Prancis, ketika umat Islam yang taat menjauhkan diri dari minum dan makan di siang hari.

Beberapa olahragawan Muslim ternyata memanfaatkan putusan ini dan menunda puasa mereka untuk waktu yang lebih cocok di luar Ramadhan.

Asosiasi sepakbola Jerman pernah berkonsultasi dengan ulama Islam di Universitas Al-Azhar, salah satu otoritas terkemuka di kalangan umat Islam. Dan ulama Al-Azhar memutuskan bahwa pengecualian bisa diberikan kepada atlet profesional selama Ramadhan untuk tidak berpuasa.

Fatwa ini telah dipakai oleh banyak pemain Muslim yang mengungkapkan bahwa mereka tidak akan berpuasa Ramadhan selama turnamen berlangsung.

Pemain Muslim di tim Blues Prancis, walaupun tidak dalam bepergian, mereka mengatakan tidak berpuasa selama turnamen, karena mereka bertujuan untuk memastikan bahwa penampilan mereka tetap fit.

Demikian juga, pemain Muslim di tim Belgia, seperti Mousa Dembele dan Marouane Fellaini, juga mengatakan mereka akan mengganti puasa setelah Ramadhan.

Kesebelasan yang lain menghadapi masalah sama adalah tim nasional Turki, dengan pelatih Italia Gianni De Biasi. Mereka pun meninggalkan puasanya. Para pemain Muslim Albania diberi kesempatan untuk memutuskan keinginan mereka sendiri.

Tim nasional Turki juga telah memutuskan untuk tidak berpuasa, menurut pelatih kepala Fatih Term.

Seorang fans bintang sepakbola seperti disebutkan blog Kassiesa mengatakan bahwa itu semua akan sangat tergantung pada pemain itu sendiri dalam mengikuti aturan Islam.

“Sejauh yang saya mengerti itu diperbolehkan untuk menunda puasa, tetapi beberapa bagian yang lebih konservatif dari Islam mungkin tidak setuju pada itu. Sebab ini hanya permainan,” ujarnya. (P4/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.