Kampala, 17 Rabi’ul Awwal 1437/28 Desember 2015 (MINA) – Faksi-faksi yang bermusuhan di Burundi melakukan perjalanan ke Uganda, Ahad (27/12), menjelang pembicaraan damai untuk mengakhiri kekerasan politik yang terjadi.
Langkah itu diambil di saat Uni Afrika mendesak Pemerintah Burundi untuk menerima pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara Uni Afrika berkekuatan 5.000 personel, masuk ke negara itu.
Diplomat di Uganda mengatakan, mereka yang pergi ke Uganda di antaranya delegasi pemerintah, beberapa anggota oposisi dan perwakilan masyarakat sipil.
Pembicaraan akan dilaksanakan di di istana presiden Uganda di Entebbe, tepatnya di luar ibukota Kampala pada Senin (28/12). Nahar Net memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Trump Klaim Mesir dan Yordania akan Patuhi Usulan Pembersihan Etnis Palestina
“Pembicaraan Burundi akan dibuka di Entebbe, semua pihak termasuk pemerintah akan berada di sini untuk dialog,” kata Menteri Pertahanan Uganda Crispus Kiyonga.
Menteri menambahkan, pembicaraan akan dipimpin oleh Presiden Uganda Yoweri Museveni.
Kerusuhan Burundi dimulai pada April, ketika Presiden Burundi Pierre Nkurunziza mengumumkan niatnya mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga yang kontroversial.
Koalisi oposisi utama, CNARED, kelompok yang mengaku menjunjung tinggi perjanjian damai Arusha 2006 dan menuding Presiden Nkurunziza telah melanggar, juga hadir dalam pertemuan.
Baca Juga: Tabrakan Pesawat American Airlines vs Helicopter UH-60 Black Hawk, Ini Reaksi Trump
Namun sejauh ini, Pemerintah Burundi menolak mengadakan pembicaraan dengan CNARED yang disebutnya sebagai “organisasi teroris”.
CNARED juga dituduh berada di balik upaya kudeta yang gagal pada Mei serta melakukan serangan berkelanjutan terhadap pasukan keamanan.
Sebanyak 54 negara anggota Uni Afrika pekan lalu sepakat akan mengirim pasukan 5.000 personel untuk menghentikan kekerasan di Burundi yang dikhawatirkan memicu kembali perang saudara.
Uni Afrika tetap akan mengirimkan pasukan perdamaiannya meskipun ada penentangan yang keras dari negara itu.
Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya
Oposisi pada pekan ini mengumumkan, mereka telah membentuk kekuatan baru bernama Tentara Republik Burundi atau Forebu. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Albania Tolak Terima Pengungsi Palestina