Jakarta, MINA – Dialog dalam Islam bisa digunakan untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan terjadi di Indonesia, demikian Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah, Prof Didin Hafiduddin.
Prof Didin memberikan kata sambutan dalam acara Silaturahmi Idul Fitri 1445H DDII bertema ‘Mengokohkan Ukhuwah, Membangun Persatuan Umat Menuju Kemenangan’ di Aula Masjid Al Furqan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4).
“Islam telah mengajarkan kita menggunakan perkataan yang baik ketika berbicara kepada siapapun, maka orang melakukan dialog harus bersifat rendah hati, dan lembut,” ujarnya.
Menurutnya, berdialog juga harus mendengarkan dengan baik, tidak menyela, dan memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Sebab, agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi dialog. Dialog ini merupakan bagian dari metode dalam Al-Qur’an,” imbuhnya.
Lanjutnya, banyak sekali ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa Islam itu agama yang menegakkan konsep dialog, dalam dialog ada sandar kebaikan.
Ia meyakini dialog sangat penting bagi terwujudnya perdamaian dunia. Dialog adalah untuk menuju umat masa depan, DDII perlu merancang hal tersebut.
DDII merupakan suatu yayasan dakwah yang telah lama didirikan yaitu tepatnya pada tahun 1967 oleh Muhammad Natsir dan beberapa tokoh Masyumi lainnya, dengan menggunakan konsep dakwah.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Dakwah wasathiyah ialah bentuk dari sikap yang dapat dipertahankan dengan tujuan berlaku adil dan membuat dirinya jauh dari kata kejujuran.
Melalui toleransi dimiliki diikuti terhadap berbagai pihak dalam kehidupan menjadi satu kesatuan yang paling tepat untuk dijalankan.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi