Srinagar, MINA – Pasukan keamanan India terus mempersengketakan kota terbesar Srinagar di Kashmir yang sebagian besar ditutup pada Senin (12/8), Hari Raya Idul Adha, untuk mencegah protes besar terhadap keputusan yang membatalkan hak-hak khusus kawasan Himalaya itu.
Frustasi semakin meningkat di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim, yang juga diklaim oleh Pakistan, atas langkah India pekan lalu yang membatasi otonomi bagi negara bagian Jammu dan Kashmir, termasuk larangan bagi nonpenduduk yang membeli properti.
Ratusan orang meneriakkan slogan-slogan anti-India tumpah ke jalan-jalan menyusul prosesi shalat di lingkungan Soura, tempat demonstrasi besar pada Jumat, tetapi pihak berwenang menutup daerah itu dan membuat protes tetap terlokalisasi. Demikian Ahram Online melaporkan, Senin (12/8).
“Kami menginginkan kebebasan, kami bukan bagian dari India, atau Pakistan,” kata Asifa, seorang wanita berusia 18 tahun yang termasuk di antara mereka yang memprotes di Soura.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Modi berbohong kepada rakyatnya bahwa penghapusan status khusus Kashmir baik untuk kita,” ujarnya. “Kita akan melawannya sampai napas terakhir.”
Suara-suara pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-India dan pro-Pakistan semakin keras ketika suara helikopter memekak di atas kepala, di antara setidaknya tiga pesawat yang terbang di atas langit Srinagar untuk berjaga-jaga.
Saksi mata melaporkan insiden pelemparan batu pasukan keamanan secara sporadis pada Ahad dan Senin pagi.
“Ada beberapa insiden pelemparan batu yang terisolasi,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan, tetapi menambahkan “tingkatnya tidak signifikan”..
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Orang-orang masih berkumpul di masjid-masjid dalam jumlah besar pada Senin, tambahnya, memberikan media daftar hadirin di masjid-masjid di luar Srinagar yang mencapai puluhan ribu.
Para jamaah diminta untuk menunaikan shalat di daerah tempat mereka tinggal daripada mencoba pergi ke masjid-masjid terkenal di Srinagar.
Pengendalian komunikasi tetap dilakukan selama delapan hari, tanpa Internet, ponsel, atau sambungan telepon yang berfungsi. Sebenarnya tidak ada informasi independen yang muncul dari tempat lain di Lembah Kashmir kecuali Srinagar dalam sepekan terakhir.
Lebih dari 300 pemimpin daerah dan aktivis masih dalam berbagai bentuk penahanan oleh otoritas India. (T/R11/RS2)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)