PM Pakistan Peringatkan Pertumpahan Darah di Kashmir, Modi Bungkam

New York, MINA – Sementara Perdana Menteri India Narendra Modi menghindari penyebutan Kashmir dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Pakistan melancarkan serangan luar biasa terhadap rekannya dari India, memperingatkan “pertumpahan darah” di wilayah yang disengketakan itu.

Dalam pidatonya di majelis umum PBB di New York, Khan menggambarkan situasi di Kashmir sebagai ujian bagi PBB. Ia juga memperingatkan bahwa konflik antara India dan Pakistan akan memiliki “konsekuensi jauh melampaui luar perbatasan”.

“Ada 900.000 tentara di sana, mereka tidak datang, seperti kata Narendra Modi – untuk kemakmuran Kashmir … 900.000 tentara ini, apa yang akan mereka lakukan? Kapan mereka keluar? Akan ada pertumpahan darah,” ujarnya dalam pidatonya yang bersemangat. Bahkan ia menyebut tindakan Modi di Kashmir “bodoh dan kejam”.

“Apa yang akan dia lakukan ketika dia menghapus jam malam? Apakah dia pikir orang-orang Kashmir akan diam dan menerima status quo?” kata Khan seperti dilansir Al Jazeera.

Pada 5 Agustus lalu, pemerintah nasionalis Hindu Modi menghapus status semiotonomi yang telah berlangsung beberapa dekade di bagian Kashmir yang dikuasainya. India juga memberlakukan jam malam dan memblokir layanan komunikasi.

Tindakan keras India di wilayah mayoritas Muslim itu telah menyebabkan eskalasi berbahaya antara dua tetangga.

Khan memperingatkan dia tidak mengancam perang, tetapi dunia harus menganggap serius itu kemungkinan bisa terjadi jika Pakistan dipaksa untuk “menyerah” atau “berjuang untuk kebebasan.”

Khan menyerukan hak penentuan nasib sendiri Kashmir melalui berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Dia menuntut agar India mencabut jam malam dan membebaskan semua tahanan politik di wilayah Kashmir yang dikontrolnya.

“Dan kemudian komunitas dunia harus memberi rakyat Kashmir hak penentuan nasib sendiri,” ujarnya.

Sementara berbicara sebelum Khan di Majelus Umum PBB, Modi secara luas mengecam “terorisme” tetapi menghindari penyebutan Kashmir dalam pidatonnya. (T/R11/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.