
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi (Foto : MEMO)
Karbala, MINA – Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengatakan, mereka tidak memerlukan mediator untuk memulai pembicaraan dengan pemerintah wilayah Kurdistan (KRG).
Dia mengatakan bahwa pegawai pemerintah Kurdi harus bersabar sebelum pemerintah pusat Baghdad mengirimkan gaji bulanan mereka. Demikian media Kurdi Rudaw memberitakannya yang dikutip MINA.
Abadi membuat ucapan ini saat berkunjung ke kota Karbala pada Sabtu (11/11), tempat jutaan orang Syiah memperingati Arbaeen, peringatan 40 hari kematian Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Wilayah Kurdistan telah menawarkan untuk membekukan hasil referendum kemerdekaan Kurdi dengan imbalan dialog terbuka bersama Baghdad.
Namun, pemerintah Baghdad sejauh ini menolak tawaran tersebut dan meminta KRG untuk membatalkan hasil referendumnya sebagai syarat dialog.
Amerika Serikat, Perancis, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah menawarkan jasa untuk memfasilitasi dialog politik antara kedua belah pihak.
Ketegangan pemerintah pusat dengan KRG bermula setelah pemerintah di Erbil melakukan pemungutan suara yang mendukung kemerdekaan dari Irak pda 25 September lalu.
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
(T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin