Canberra, MINA – Perdana Menteri Australia Scott Morrison tidak menyesal telah mengkritik para pemimpin Muslim meskipun ada boikot terhadap pertemuan tingkat tinggi untuk membahas ekstremisme Islam.
Perdana menteri membuat marah beberapa pemimpin dengan komentar tentang apa yang komunitas Muslim harus lakukan setelah serangan teror Bourke Street yang mematikan di Melbourne awal bulan ini.
Meskipun ada kelompok yang dipimpin oleh Grand Mufti Ibrahim Abu Mohamed menyatakan bahwa mereka tidak akan hadir, pertemuan itu tetap berlangsung pada Kamis (22/11).
Morrison berkukuh dengan kritiknya, mengatakan komentarnya itu telah dipikirkan dengan baik.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Saya menerima banyak nasihat dari badan keamanan kami sebelum mengumumkan hal itu,” kata Morrison kepada Seven Network, Jumat.
“Saya hanya menyebut apa yang kita butuhkan di negara ini, dan itu adalah kekerasan, teroris Islam. Ini bukan salah satu ukuran, itu semua ukurannya. Itulah mengapa saya menyebut ekstremis, kekerasan Islam radikal sebagai ancaman nyata terhadap agama di negara ini,” tambahnya.
Untuk diketahui, Morrison juga menuai kecaman di dalam dan luar negeri setelah menyatakan pemerintahannya mempertimbangkan untuk memindahkan Kedutaan Besar Australia di Tel Aviv ke Yerusalem. (T/R11/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan