Bangui, 27 Syawwal 1435/23 Agustus 2014 (MINA) – Perdana Menteri Republik Afrika Tengah yang baru diangkat dari kalangan Muslim, Mahamat Kamoun, telah mengumumkan pemerintahannya, mencakup 31 menteri kabinet, sumber resmi mengatakan, Jumat (22/8).
Setidaknya 19 dari 31 menteri adalah wajah baru, kata sumber itu, dan mencatat bahwa empat menteri di antaranya adalah Muslim dan tujuh perempuan, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pengumuman itu muncul setelah Presiden Catherine Samba-Panza mengecam “manipulasi” yang dilakukan oleh para pemimpin politik tertentu yang berusaha untuk “mengacaukan pemerintah transisi” dengan mengkritik pengangkatan Kamoun, seorang perdana menteri Muslim pertama di negara yang dilanda konflik itu.
Dalam pidatonya, Samba-Panza mengatakan, penunjukan Kamoun yang adalah seorang ayah Muslim dari timur laut dan dirinya seorang ibu Kristen dari barat daya, akan “melayani kepentingan terbaik bangsa dan membantu menyatukan berbagai komunitas di negara itu”.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Pendahulu Kamoun, André Nzapayeke, mengajukan pengunduran dirinya pada awal bulan ini atas permintaan Samba-Panza, karena Presiden menginginkan pemerintahan yang lebih mewakili masyarakat negara yang beragam sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani antara kedua kelompok milisi yang berseteru.
Ditandatangani di Republik Demokratik Kongo pada 23 Juli, perjanjian berusaha untuk mengakhiri pertumpahan darah sektarian antara kelompok bersenjata Muslim Seleka dan milisi Kristen Anti-Balaka.
Muslim di negara itu mengeluhkan representasi pemerintah yang dianggap tidak memadai karena mantan presiden Michel Djotodia, seorang Muslim, mengundurkan diri pada Januari tahun ini. Ia digantikan oleh Samba-Panza, seorang Kristen yang sebelumnya menjabat sebagai walikota ibukota Bangui.
Republik Afrika Tengah terjun ke dalam anarki tahun lalu ketika oposisi bersenjata Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize, seorang Kristen yang naik ke kekuasaan dalam kudeta 2003.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Warga Kristen yang mayoritas di negara itu, menuduh Muslim mendukung militan Seleka yang disalahkan dalam penyerangan terhadap warga sipil Kristen, penjarahan properti dan melaksanakan eksekusi selama masa singkat Michel Djotodia berkuasa. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa