Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan pada Rabu (20/10), pohon zaitun melambangkan perlawanan dalam menghadapi kolonialisme pemukim.
Shtayyeh mengatakan pada acara panen raya pemetikan pohon zaitun di Salfit, utara Tepi Barat. Wafa News Agency melaporkan.
Ia menegaskan, pemerintahnya akan melakukan semua yang bisa dikerjakan untuk membantu para petani mempertahankan tanah mereka.
“Pohon zaitun melambangkan perlawanan kami dalam menghadapi kolonialisme pemukim. Kami berada di Salfit hari ini untuk memetik buah zaitun bersama orang-orang kami di sini,” ujarnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Ia menambahkan, komitmen pemerintah untuk mengerahkan semua upaya yang mungkin untuk mendukung ketabahan para petani di Salfit dan seluruh Palestina.
Menurutnya, sejak pendudukan Israel dimulai pada 1967, Israel mencabut lebih dari 2,5 juta pohon di Palestina, termasuk 800.000 pohon zaitun.
“Ini menunjukkan pendudukan Israel ingin mencabut tidak hanya orang-orang dari tanah dan rumah mereka, tetapi juga pohon-pohonnya,” lanjutnya.
“Serangan terhadap pohon, lingkungan dan warga Palestina menjadi agenda Dewan Keamanan PBB pekan ini,” imbuhnya. Baginya, perlawanan dengan pendudukan adalah perlawanan ketabahan.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Panen zaitun merupakan salah satu sumber keberlanjutan ekonomi terbesar bagi ribuan keluarga Palestina, dengan lebih dari 12 juta pohon zaitun yang ditanam di 45% lahan pertanian Tepi Barat,
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan (OCHA) di wilayah Palestina yang diduduki, industri minyak zaitun mendukung mata pencaharian lebih dari 100.000 keluarga dan menyumbang seperempat dari pendapatan pertanian kotor wilayah pendudukan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian