Kyiv, MNA – Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, rekonsiliasi antara Moskow dan Kyiv tidak mungkin terjadi dalam masa mendatang.
“Rekonsiliasi, kerja sama, tidak dalam seratus tahun mendatang. Rusia pertama-tama harus berubah, didemokratisasi, didemiliterisasi, dan denuklirisasi,” ujar Shmyhal dalam sebuah wawancara dengan surat kabar mingguan. Dikutip dari Anadolu Agency, Senin (27/2).
Shmyhal melanjutkan, pembekuan konflik antara Moskow dan Kyiv untuk menghentikan pertumpahan darah tidak dapat diterima oleh Ukraina, karena hanya akan bermain di tangan Rusia dan menyebabkan perang besar lainnya.
Lebih lanjut, Shmyhal membantah kemungkinan Ukraina menyerahkan salah satu wilayahnya ke Rusia, menurutnya, masyarakat tidak akan mengizinkan ini.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Satu-satunya kompromi adalah penarikan penuh pasukan Rusia dari Ukraina dalam batas tahun 1991. Rusia harus berhenti menembak, menghentikan agresi, dan meninggalkan wilayah kami. Saya percaya bahwa mengubah perbatasan akan menjadi kompromi yang tidak dapat diterima untuk Eropa juga,” tambahnya.
Perang Ukraina-Rusia masih berlanjut hingga saat ini sejak Februari 2022 lalu. Ukraina melaporkan puluhan serangan rudal dan jet tempur Rusia yang menargetkan kota-kota di bagian timur dan selatan Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr zelenskyy terus berusaha melawan Rusia dengan segenap kekuatannya.
Sementara itu, Rusia mengataka, perang tersebut merupakan jalan keberlangsungan hidup bagi negaranya. (T/Hju/P2)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia