Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Prancis Tangkap 176 Orang di Tengah Protes Atas Pembunuhan Remaja

Rudi Hendrik - Jumat, 30 Juni 2023 - 17:28 WIB

Jumat, 30 Juni 2023 - 17:28 WIB

11 Views

Paris, MINA – Otoritas kepolisian di Prancis menangkap 176 orang pada hari Kamis (29/6), di tengah protes atas polisi yang menembak mati seorang pengemudi pengiriman berusia 17 tahun awal pekan ini di pinggiran kota Paris.

Itu terjadi ketika otoritas lokal di Prancis memberlakukan jam malam di empat wilayah. Komune Clamart, terletak 8,7 kilometer (5,4 mil) dari pusat kota Paris, memberlakukan jam malam dari jam 9 malam hingga pukul 06.00 pagi sampai Senin (3/7), sementara otoritas setempat juga mengumumkan jam malam di Neuilly-sur-Marne, Savigny-le-Temple, dan Compiegne.

Valerie Pecresse, presiden wilayah Ile-de-France, juga mengumumkan bahwa layanan bus dan trem di dalam dan sekitar Paris akan dihentikan setelah jam 9 malam pada hari Kamis untuk melindungi karyawan dan penumpang. Anadolu Agency melaporkan.

Laurent-Franck Lienard, pengacara petugas yang dituduh menembak pengemudi pengiriman, yang diidentifikasi bernama Nahel M, mengatakan, mereka akan keberatan dengan surat perintah penangkapannya, menambahkann bahwa kliennya bertindak sesuai dengan hukum.

Baca Juga: WHO: Kurangnya Layanan Kesehatan Mental di Afghanistan Sangat Mengkhawatirkan

Nahel ditembak mati di pinggiran Paris Nanterre oleh petugas polisi setelah dia tidak berhenti saat pemeriksaan lalu lintas.

Kematiannya memicu protes di Nanterre, yang menyebabkan bentrokan antara demonstran dan polisi pada Rabu malam.

Jaksa Prancis mengatakan pada Kamis bahwa petugas yang membunuh remaja tersebut telah didakwa dengan pembunuhan tidak disengaja dan ditempatkan dalam penahanan pra-sidang.

Sebelumnya, ketegangan meningkat selama pawai khidmat yang dipimpin oleh ibu Nahel di Nanterre. Polisi Paris melaporkan bahwa lebih dari 6.000 orang bergabung dalam aksi protes tersebut.

Baca Juga: Putin Tidak Hadir dalam Perundingan dengan Ukraina di Turkiye

Seorang reporter Anadolu di lapangan mengatakan polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Namun, tidak ada cedera yang dilaporkan di antara para peserta.

“Saya tidak merasa terlindungi. Ketika saya pergi ke luar dan melihat polisi, saya pikir mungkin mereka akan menembak saya. Ini tak tertahankan,” kata Sophia, seorang gadis berusia 17 tahun yang ikut pawai, kepada radio France Info.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa 40.000 petugas polisi, termasuk 5.000 di Paris, akan dikerahkan di seluruh Prancis malam ini untuk kemungkinan demonstrasi.

Sebelumnya pada hari itu, Darmanin mengatakan di Twitter bahwa jumlah penangkapan meningkat menjadi 150 orang setelah pembunuhan Nahel. (T/RI-1/P2)

Baca Juga: Trump Kini Sebut Houthi Pejuang Tangguh

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wabah Penyakit Tropis di Australia Tewaskan 31 Orang, Melioidosis Jadi Ancaman Serius

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Kolom
Internasional