Jakarta, MINA – Praktisi bisnis sosial Andri Wahyudin memaparkan tentang prospek peternakan domba dan program Tabungan Qurban bagi komunitas umat.
Berbicara di depan ratusan jamaah di Masjid Nurul Jannah Kapuk, Andri mengatakan, selama hampir dua tahun, program Tabungan Qurban telah berjalan di lingkungan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) daerah Kapuk, Jakarta Utara.
“Ikhwan yang ada di Nurul Jannah, tahun kemarin, jumlah qurban yang terbesar dengan mendekati 20 ekor (domba). Biasanya sekitar enam atau tujuh ekor. Alhamdulillah bisa mentransfer daging ke daerah lain,” kata Andri sambil menunjukkan video ternak domba garut yang sedang dibudidayakan perusahaannya.
Menurutnya, program Tabungan Qurban memberi tiga momentum penting, yaitu momentum berqurban, momentum edukasi qurban, dan momentum meng-keep (menjaga) uang umat Islam tidak lari ke luar.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia mengungkapkan, Idul Adha tahun lalu berhasil meng-keep uang jamaah masjid yang berkurban sebesar 50 juta rupiah. Adapun jumlah domba yang berhasil dijual secara keseluruhan berjumlah 70 ekor.
“Tahun kemarin (Idul Adha), kita bisa menjual 70 ekor domba tanpa membuka lapak,” katanya.
Ia berharap, umat Islam di daerah lain bisa mengadopsi program Tabungan Qurban yang pembelian dombanya dalam komunitas jamaah di Kapuk dan keuntungannya bisa menguatkan umat itu sendiri.
Andri Wahyudin dikenal sebagai penggerak “Komunitas Kapuk” yang sukses dengan program budidaya lelenya di daerah tergenang yang dulunya penuh sampah.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Pada tahun 2007, muncul ide membudidayakan lele di atas lahan yang tergenang itu.
Saat ini, peternak lele warga Kapuk Muara tersebut telah swasembada lele dengan hasil panen berton beratnya. (L/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon