Presiden Afrika Selatan Dilarang Ikut Pemakaman Pejuang Muslim Antiapartheid

Para pelayat berdoa di prosesi pemakaman aktivis dan pejuang antiapartheid Ahmed Kathrada. (Foto: EPA)

Johannesburg, 2 Rabiul Akhir 1428/31 Maret 2017 (MINA) – Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma tidak turut menghadiri pemakaman pejuang antiapartheid Ahmed Kathrada, atas permintaan keluarga aktivis yang bersahabat dengan itu.

Tahun lalu Ahmed Mohamed Kathrada pernah meminta Zuma untuk mengundurkan diri setelah serangkaian skandal korupsinya terungkap. Mantan Presiden Kgalema Motlanthe mendapat tepuk tangan meriah dari para pelayat saat ia mengulangi seruan Kathrada ini.

Menteri Keuangan Pravin Gordhan, yang sedang dalam risiko dipecat oleh Zuma, juga mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari para pelayat. Demikian BBC melaporkan yang dikutip MINA, Jumat (31/3).

Baca Juga:  Bangladesh, Gambia Harap Penyelesaian Cepat Kasus Genosida Rohingya di Myanmar

Ahmed Kathrada (87), yang meninggal Selasa (28/3) waktu setempat, dimakamkan di Johannesburg, Rabu (29/3).

Meskipun memenuhi syarat untuk dimakamkan dengan upacara kenegaraan karena termasuk salah satu ikon antiapartheid terkemuka, Kathrada justru berpesan agar ia dimakamkan dengan prosesi yang sederhana sesuai dengan syariat agama yang dianutnya, Islam.

Semasa hidupnya ia pernah dipenjara bersama Nelson Mandela karena perjuangannya melawan kekuasaan minoritas kulit putih di Afrrika Selatan.

Kathrada menghabiskan lebih dari 26 tahun di penjara sebelum dibebaskan pada tahun 1989. Ia kemudian menjabat sebagai penasihat Presiden Mandela dalam pemerintahan pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu.

Rakyat Afsel berduka kehilangan pria yang karib dengan sapaan ‘Paman Kathy’ itu, tentunya bersama semua kenangan akan kebaikan, kejujuran, keberanian, dan kerendahan hatinya.

Baca Juga:  Laporan UHRP: Satu dari 26 Warga Uighur Dipenjara di Tiongkok

Lahir pada 1929 di sebuah kota kecil di barat laut Afsel, Kathrada telah dirawat di rumah sakit karena pembekuan darah di otaknya sejak sebulan ini.

Zuma telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh penjuru negeri sebagai tanda berkabung setelah Kathrada resmi dinyatakan telah wafat. Ia juga menunda rapat kabinet sehingga para pejabat bisa menghadiri prosesi pemakaman.

Namun, Zuma tidak menghadiri pemakaman dan tidak akan menghadiri upacara renungan akhir pekan ini. “Sesuai dengan keinginan (permintaan) keluarga mendiang,” kata sebuah pernyataan pemerintah.

Istri Kathrada, Barbara Hogan, juga dikenal sebagai pengecam keras Zuma.

Ahmed Kathrada, kiri, bersama Winnie dan Nelson Mandela di stadion sepak bola Soweto pada tahun 1990 (Foto: Sipa Press/Rex Features)
Baca Juga:  Polisi Delhi Ungkap Perdagangan Orang Rohingya dari Myanmar ke India dan Rusia

Kathrada adalah anggota dari partai berkuasa, Kongres Nasional Afrika (ANC), yang dipimpin oleh Zuma.

Tahun lalu Kathrada menulis kepada Zuma, memintanya untuk mengundurkan diri setelah Mahkamah Agung Afrika Selatan menyatakan bahwa ia telah melanggar konstitusi dengan tidak mengembalikan uang pemerintah yang digunakan untuk memugar rumah peristirahatan pribadinya di Nkandla.

Dalam kasus lain, sebuah pengadilan memutuskan bahwa Zuma harus diadili untuk pasal korupsi terkait sebuah kesepakatan pembelian senjata pada tahun 1999.

Selain menyangkal semua tuduhan, Zuma menolak untuk mengundurkan diri. (R11/RS1)

 

Sumber-sumber:

 

 

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.