Banjul, 4 Rabi’ul Akhir 1438/3 Januari 2017 (MINA) – Presiden Gambia, Yahya Jammeh menuduh blok regional Afrika Barat ECOWAS menyatakan perang setelah mengatakan bahwa mereka menempatkan pasukan siaga jika pemimpin Gambia itu menolak mundur di hari akhir mandatnya pada 19 Januari.
Dalam siaran pidato tahun baru di televisi pemerintah, Jammeh bersumpah untuk tetap berkuasa meski kalah pemilihan presiden pada 1 Desember 2016 lalu oleh saingannya Adama Barrow dan juga berjanji untuk membela Gambia dari setiap agresi dari luar. Demikian MG Africa memberitakan yang dikutip MINA.
Pemimpin veteran itu awalnya mengakui kekalahan dalam pemungutan suara, tapi kemudian berubah sikap sepekan kemudian yang menimbulkan kekhawatiran bahwa kekuatan regional mungkin harus campur tangan untuk melengserkannya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Marcel de Souza, Presiden Komisi Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) pekan lalu mengatakan bahwa blok yang dipimpinnya itu telah menempatkan pasukan siaga waspada yang dipimpin oleh Senegal, negara tetangga yang perbatasannya mengurung wilayah Gambia.
Dalam sambutannya, Jammeh mencela resolusi ECOWAS pada situasi saat itu, karena berniat memaksakan hasil pemilihan presiden 1 Desember 2016 dengan cara apapun.
“Hal ini berlaku deklarasi perang dan penghinaan terhadap konstitusi kami,” tegasnya. “Biarkan saya membuatnya sangat jelas bahwa kami siap untuk membela negara ini terhadap setiap agresi. Pemerintah saya tidak akan pernah memilih untuk konfrontasi seperti itu, tetapi membela kedaulatan kami adalah tugas suci untuk semua patriotik Gambia.” (T/RI-1/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu