Presiden Mali Umumkan Pengunduran Diri Setelah Ditahan Tentara Pemberontak

Bamako, MINA – mengumumkan pengunduran dirinya dan pembubaran parlemen pada Rabu (19/8) pagi setelah dia ditangkap oleh tentara pemberontak.

“Saya ingin tidak ada pertumpahan darah untuk membuat saya tetap berkuasa,” kata Keita dalam pidato singkat yang disiarkan di televisi pemerintah, demikian Anadolu Agency melaporkan.

Keita juga menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa saat demonstrasi yang diadakan pada 10-12 Juli.

Pada Selasa (18/8), Presiden Mali dan Perdana Menteri Boubou Cisse dibawa ke kamp militer Kati yang terletak 15 kilometer (9 mil) barat laut ibu kota Bamako sekitar pukul 16.30 waktu setempat, menurut Le Journal du Mali.

Sebelumnya pada hari itu, dilaporkan ada suara tembakan terdengar di kamp, sementara truk militer juga terlihat di jalan menuju ibu kota.

Para Militer dilaporkan, memblokir jalan dari kota Kati ke Bamako dan bisnis serta perkantoran juga ditutup.

Bulan lalu, ketua Komisi Uni Afrika mendesak ketenangan, dialog dan negosiasi yang berkelanjutan untuk penerapan solusi konsensual dalam menjaga perdamaian, stabilitas dan kohesi sosial di Mali.

Ketegangan terjadi di Mali pada tahun 2012 setelah kudeta yang gagal dan pemberontakan oleh separatis Tuareg yang pada akhirnya memungkinkan kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda untuk mengambil alih bagian utara negara itu. (T/Hju/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.