Harare, MINA – Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengundurkan diri, mengakhiri masa pemerintahannya selama 37 tahun dan memicu perayaan yang penuh sukacita di jalan-jalan utama negara itu, Selasa (21/11).
Sebuah surat dari Mugabe yang dibacakan oleh Ketua Parlemen Jacob Mudenda mengatakan keputusan tersebut bersifat sukarela dan dia melakukannya untuk membuka jalan bagi suksesi kekuasaan secara mulus.
Berita tersebut seketika menghentikan sebuah sidang pemakzulan yang digelar dalam upaya melengserkan Mugabe, BBC melaporkan, Selasa (21/11).
Partai Zanu-PF yang berkuasa mengatakan mantan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa akan menggantikan Mugabe, yang berkuasa sejak 1980.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pemecatan Mnangagwa oleh Mugabe awal bulan ini memicu krisis politik dan kudeta militer.
Banyak kalangan melihat pemecatan itu sebagai upaya Mugabe membersihkan jalan bagi istrinya, Grace Mugabe, untuk menggantikan dirinya sebagai pemimpin. Langkah itu membuat para jenderal militer marah da melakukan kudeta serta menempatkan Mugabe di bawah tahanan rumah.
Setelah pengumuman pengunduran Mugabe tersebut dibacakan, anggota parlemen larut dalam kegembiraan.
Mugabe, 93, sampai pengunduran dirinya adalah pemimpin tertua di dunia. Dia sebelumnya menolak untuk mengundurkan diri meskipun pengambilalihan kekuasaan oleh militer pekan lalu dan berhari-hari aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Jika mengacu pada konstitusi, pengganti Mugabe harusnya wakil presiden saat ini, Phelekezela Mphoko, pendukung Grace Mugabe.
Tapi tokoh penggerak di Zanu-PF, Lovemore Matuke, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Mnangagwa akan menjabat ‘dalam waktu 48 jam’.
Berbicara dari lokasi yang dirahasiakan sebelumnya pada Selasa, Mnangagwa mengatakan dia melarikan diri ke luar negeri dua pekan yang lalu ketika dia mengetahui sebuah rencana pihak tertentu yang ingin membunuhnya. (T/R11/RS3)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu