New York, MINA – Para Duta Besar negara anggota PBB mengapresiasi Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) pada bulan Mei dan menyampaikan penghargaan atas upaya kepemimpinan Indonesia di berbagai sidang DK, termasuk memfasilitasi tercapainya sejumlah kesepakatan.
“Presidensi Indonesia berjalan lancar dengan program-program yang sangat baik, dan kami apresiasi kepemimpinan Indonesia sebagai Presiden DK PBB yang tegas dan berwibawa pada bulan ini,” ujar Wakil Tetap Rusia untuk PBB di New York, Duta Besar Vassily Nebenzia, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemlu RI, Sabtu (1/6).
Apresiasi juga datang dari kalangan media di PBB serta organisasi masyarakat madani, yang memandang Presidensi Indonesia dijalankan sangat terbuka, profesional, produktif dan obyektif.
Sejak 1 Mei 2019, Presidensi DK PBB telah hasilkan berbagai dokumen atau produk DK PBB, yaitu empat resolusi, satu Presidential Statement, tiga Pernyataan Pers dan tiga Elemen bagi Pers.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Di bawah Presidensi Indonesia juga telah dilaksanakan dua sidang terbuka tentang Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB dan Perlindungan Warga Sipil; 15 briefing terbuka; 14 konsultasi tertutup; dan tiga pertemuan dengan format Arria. Terdapat total 45 kegiatan dalam kurun waktu 22 hari kerja PBB.
Tema Presidensi Indonesia “Menabur benih perdamaian” selalu digaungkan dalam berbagai pernyataan posisi Indonesia di DK. Komitmen kuat Indonesia sangat nampak dengan hadirnya Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam sejumlah pertemuan DK PBB bulan ini, khususnya terkait Palestina.
“Selain berbagai pertemuan formal DK PBB, Indonesia juga adakan sejumlah pertemuan dengan Sekjen PBB, LSM, Uni Eropa, termasuk menginisiasi pertemuan Sofa Talk di PTRI New York, dimana seluruh Dubes anggota DK PBB dapat membahas secara informal berbagai isu yang dianggap sensitif,” kata Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dubes Dian Triansyah Djani.
Dubes Djani tambahkan, Indonesia sangat menghargai apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak selama bulan Presidensi ini. Selain memperjuangkan kepentingan nasional kita, peran Presidensi ini juga kita gunakan untuk menjembatani perbedaan posisi negara anggota DK PBB demi tercapainya perdamaian dan keamanan dunia.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Presidensi Indonesia juga digunakan untuk promosikan kekayaan budaya bangsa Indonesia, melalui diplomasi batik dan diplomasi kuliner (Gastro diplomacy).
Seluruh Duta Besar negara DK PBB mendukung diplomasi batik Indonesia, dan dengan kompak memakai batik dalam berbagai pertemuan DK PBB, termasuk pada resepsi akhir Presidensi Indonesia pada Kamis (30/5) di Markas Besar PBB di New York.
“Batik Indonesia membawa warna di DK PBB dan kami senang pakai batik,” demikian disampaikan Dubes-Dubes DK PBB.
Resepsi akhir Presidensi diwarnai kombinasi pagelaran budaya tradisional dan modern dengan penampilan tari Saman dari Sanggar Saman Kecapi Leuser Gayo dan band mahasiswa Indonesia dari Berklee School of Music di Boston.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Sedangkan, lagu populer Indonesia mengiringi tari poco-poco serta line dance, dan ajak seluruh undangan untuk berpartisipasi, dipimpin oleh Ibu Yanti Djani dan Dharwa Wanita Persatuan PTRI New York. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)