Pria Rohingya Gendong Ibunya Sejauh 65km Saat Mengungsi

Zafor Alam (30) menggendong ibunya di punggung selama mengungsi sejauh 65km ke Bangladesh. (Foto: Dhaka Tribune)

Cox’s Bazar, MINA – Demi selamat dari upaya pembunuhan militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine, seorang pria Rohingya harus menggendong ibu tirinya yang sedang sakit sejauh 65 km.

Zafor Alam yang berusia 30 tahun menggendong ibunya, Achhia , di punggung selama pelarian melintasi perbatasan dan masuk ke wilayah Bangladesh.

Kini ia berlindung di Kamp Pengungsi Kutupalong di Ukhiya, Cox’s Bazar, Bangladesh. Ibunya pun dirawat di rumah sakit yang dikelola lembaga medis kemanusiaan Dokter Lintas Batas (MSF) di kamp tersebut.

Berbicara kepada Dhaka Tribune pada Rabu (6/9) yang dikutip MINA, Zafor mengatakan, dia telah meninggalkan negaranya yang bermasalah. Ia dan ibunya takut atas keselamatan mereka, karena banyak kerabat mereka telah terbunuh oleh tentara Myanmar.

“Rasa takut akan penyiksaan, kekejaman dan suara tembakan lainnya membuat hidup kami semakin sulit di sana,” kata Zafor.

Ia mengatakan bahwa orang yang sehat akan pergi ke tempat aman sendirian.

“Tapi, karena ibu saya yang sakit tidak dapat berjalan, saya tidak punya pilihan selain melarikan diri dari penganiayaan sambil membawanya dengan digendong,” katanya.

Umumnya, warga Rohingya lainnya dari desa Balibazar di Rakhine membutuhkan waktu dua hari untuk menyeberangi perbatasan. Namun bagi Zafor, ia membutuhkan waktu lima hari untuk sampai di Bangladesh. Ia melintasi daerah berbukit-bukit untuk menghindari deteksi oleh pasukan keamanan Myanmar. (T/RI-1/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.