Pria Suriah Ingin Wariskan Budaya Kuno Palmyra Lewat Artefak

Ali Taha buat artefak kota kuno Palmyra, Suriah. (Foto: Anadolu Agency)

, MINA – Seorang pria Suriah ingin mewariskan warisan budaya kota kuno Palmyra kepada generasi mendatang dengan membuat model artefak bersejarahnya. Palmyra rusak dalam perang saudara yang menghancurkan di Suriah.

Ali Taha yang kehilangan keempat anaknya dalam serangan pasukan Prsiden Bashar al-Assad dan kelompok bersenjata YPG / PKK di Suriah, lahir di Palmyra, sebuah kota di Suriah tengah, yang secara administratif merupakan bagian dari provinsi Homs.

Seperti kakek dan ayahnya yang merupakan arkeolog, Taha mengabdikan hidupnya untuk mempelajari sejarah kota kuno.

Taha mengungsi dari kampung halamannya sama seperti jutaan warga Suriah lainnya. Ia kehilangan ketiga putranya dalam serangan udara pasukan pemerintah di provinsi Palmyra dan Deir Ez-Zor, dan saatu putrinya dalam pengeboman YPG / PKK di provinsi Raqqa utara.

Pria berusia 58 tahun itu terluka di kakinya saat pengeboman pasukan pemerintah di Deir Ez-Zor. Ia  kehilangan pendengaran dan kemampuan berbicara.

Taha yang berlindung di distrik al-Bab utara sekitar tiga tahun lalu bersama keluarganya, mengubah ruang bawah tanah rumahnya yang hancur menjadi bengkel. Ia berharap bisa menjaga artefak bersejarah yang dihancurkan oleh ISIS dan rezim Assad di Palmyra.

Taha membuat model dari banyak bangunan yang dapat dikenali di kota kuno, termasuk Kuil Bel, Lengkungan Monumental Palmyra yang juga dikenal sebagai Lengkungan Kemenangan, dan Amfiteater.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Taha berharap bisa mentransfer keahliannya yang ia warisi dari ayahnya ke generasi baru.

Taha berupaya membuat dan memamerkan model bangunan bersejarah kota kuno lainnya, tetapi ia membutuhkan dukungan finansial untuk melanjutkan pekerjaannya.

Kelompok ISIS menduduki Palmyra, Situs Warisan Dunia UNESCO, antara 2015 hingga 2017, dan menghancurkan banyak monumen bersejarahnya.

ISIS menghancurkan patung Singa Al-lat kuno Palmyra serta beberapa patung megah lainnya, seperti Kuil Baal Shamin abad pertama, Kuil Bel, dan Menara Elahbel abad kedua.

Sebuah oasis sejarah besar di gurun Suriah, Palmyra adalah rumah bagi reruntuhan monumental kota kuno yang merupakan salah satu pusat budaya terpenting dalam dua abad pertama era bersama. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.