Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prinsip Pelestarian Naskah dari Pusaka Menjadi Pustaka

Hasanatun Aliyah - Kamis, 20 September 2018 - 17:28 WIB

Kamis, 20 September 2018 - 17:28 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), Mukhlis Paeni mengatakan, prinsip utama pelestarian naskah adalah mengembalikan peran naskah dalam masyarakat dari benda pusaka menjadi pustaka.

“Tanggung jawan Negara untuk melestarikan naskah. Namun menjadi tugas kita semua untuk mengembalikan pernaskahan dari pusaka menjadi pustaka,” katanya pada Seminar “Pernaskahan Internasional Nusantara” ke–V1 tahun 2018 yang berlangsung mulai 17-21 September di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kamis (20/9).

Menurutnya, upaya ke arah itu yaitu secara berahap melalui upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.

“Naskah sebagai benda budaya harus dilindungi keberadaannya. Perlindungan yang harus dilakukan yaitu merawat naskah atau manuskrip, baik yang berada di tangan pribadi maupun tersimpan di berbagai perpustakaan,” ujarnya.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Ia menambahkan, upaya melestarikan naskah dengan cara mendeskripsikan dan microfilm tidak boleh terlalu lama jaraknya dari masa ketika naskah-naskah lama, namun baru ditemukan.

“Jika dikaji lebih jauh, sebenarnya upaya pelestarian naskah tidak semata-mata diarahkan pada penyelamatan benda pustakanya, tetapi lebih dari itu harus dipikirkan bagaimana khazanah budaya itu diberi spirit yang baru,” paparnya.

Ia menambahkan, upaya penyelamatan naskah harus melibatkan generasi yang lebih muda, generasi yang akan bertanggung jawab terhadap perjalanan sejarah masyarakat dan kebudayaan.

“Sarjana-sarjana berusia muda harus lebih banyak dikuatkan agar memiliki pengalaman dan kecintaan terhadap warisan budaya. Hanya dengan upaya seperti ubu pelestarian nilai budaya menjadi berarti,” tambahnya.

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Acara seminar yang mengangkat tema “Jati Diri bahari Indonsia Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan” yang dihadiri sekitar 250 orang lebih, dari berbagai kalangan, baik dari lembaga, perpustakaan pusat, daerah, penggiat pernaskahan, peneliti, mahasiswa dan masyarakat umum. (L/R10B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur
Kolom
Sosok