Kemendikbud Dorong Perluasan Naskah Kuno Agar Dikenal Masyarakat Luas

Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong agar atau bisa dikenal di kalangan masyarakat lebih luas.

Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter Kemendikbud, Dr. Arie Budhiman dalam seminar Festifal Naskah Nusantara ke-IV (empat) dengan tema “Menuju Revolusi Mental: Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Nusantara” di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Jakarta, Senin (17/9).

Menurutnya, Festival Naskah Nusantara yang berlangsung selama lima hari, mulai 17-21 September di Perpusnas RI, Jakarta, sangat pentingn untuk menyampaikan nilai karakter bangsa dari naskah kuno.

“Naskah kuno merupakan bagian dari kekayaan Indonesia, karena di naskah itu terdapat nilai-nilai karakter. Saya rasa tidak ada keraguan hanya kita juga harus akui bahwa naskah kuno atau naskah nusantara sampai hari ini barangnya untuk diakses masih sulit dijangkau, karena masih relatif terbatas,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan demikian maka menjadi tugas Kemendikdud bersama-sama dengan masyarakat karena kearifan lokal itu ada di masyarakat. Untuk memulai mengambil momentum Undang-Undang pemajuan kebudayaan, dalam hal melakukan perlindungan, pemanfaatan dalam konteks penguatan pendidikan karakter serta pengembangan dan pembinaan.

“Jadi inilah ruang yang terus didorong oleh Kemendikbud. Karena ini tanggung jawab kolektif dari seluruh kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, tapi utamanya masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, kenapa masyarakat? Karena masyarakat adalah sumber dari Kebudayaan Indonesia, baik lisan, seni, bahasa dan juga teknologi.

“Harapannya kita bisa bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional untuk digitalisasi gagasan naskah kuno, tapi yang penting juga kita punya sebuah model atau gagasan aktualisasi dari kekayaan budayaan itu di sekolah-sekolah,” jelasnya.

Ia menilai sekolah adalah salah satu sasaran yang tepat untuk mengenalkan naskah kuno melalui digital untuk dilindungi supaya kondisifitasnya terjaga, terutama untuk perlindungan, pamanfaatan, bukan disimpan tapi dibangun akses memudahkan siapapun.

Ia menambahkan, naskah kuno yang sudah diterjemahkan dan diperlukan orang-orang yang kreatif untuk membentuk ke dalam berbagai media, seperti komik, film atau iklan-iklan tidak hanya untuk produksi tapi juga mengenalkan tentang karakter melalui budaya kearifan lokal.

“Kalau itu bisa dilakukan, kita optimis bahwa generasi emas di tahun 2045 itu sudah terinternalisasi,” tambahnya. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.