Progres Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State Myanmar Sudah 91,1 Persen

dok foto: mer-c.org (MER-C)

Jakarta, MINA – “Progres pembangunan bangunan utama RS Indonesia  di Rakhine State, Myanmar, sudah mencapai 91,1 persen,” demikian Ir. Nur Ikhwan Abadi, Site Manager Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar, saat diwawancara menjelang keberangkatannya ke Yangon di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/4).

Alhamdulillah meskipun ada berbagai kendala di lapangan, sebagaimana halnya membangun di wilayah konflik, pembangunan RS Indonesia di Rakhine State terus berjalan,” jelas Nur Ikhwan yang sebelumnya juga aktif dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Relawan dari Al-Fatah ini mengatakan, berdasarkan perhitungan terakhir, progress pembangunan sudah mencapai 91,1 persen. Pembangunan memang mundur dari jadwal yang ditetapkan, namun perlahan tapi pasti progres terus berlanjut.

Nur Ikhwan Abadi berangkat ke Yangon bersama tiga relawan lainnya, yaitu Ir. Ahmad Fauzi (Site Engineer), serta Karidi dan Wanto yang merupakan relawan bagian sipil dan mekanikal elektrikal.

Tim Konstruksi MER-C ini dapat berangkat kembali ke Yangon, setelah adanya informasi dari Kedutaan Besar RI bahwa surat izin dari Kantor Presiden, Kementerian Kesehatan dan Olahraga, serta Pemerintah negara bagian Rakhine telah didapat.

Dari Yangon, Tim akan melanjutkan penerbangan dengan maskapai lokal ke Sittwe, ibu kota Rakhine State.

Seiring kondisi di Rakhine State yang masih bergejolak, maka di Sittwe Tim akan berkoordinasi dengan pihak terkait di wilayah ini dan melihat perkembangan situasi keamanan.

Apabila memungkinkan, dari Sittwe tim akan langsung melanjutkan perjalanan ke lokasi pembangunan RS Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, Rakhine State dengan jarak tempuh sekitar 3 jam lebih via darat.

“Kami berharap bisa segera masuk ke sana untuk menyelesaikan pekerjaan instalasi listrik, sanitasi dan lantai rumah sakit,” ujar Nur Ikhwan.

Ia menjelaskan, apabila pembangunan bangunan utama sudah selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan sarana lainnya, seperti ground tank atau tempat penampungan air bawah tanah yang akan berada di belakang bangunan utama RS Indonesia.

Ground tank diperlukan karena sulitnya mendapatkan air bersih di wilayah ini, sementara air bersih sangat krusial bagi operasionalisasi rumah sakit,” jelas relawan ini.

Selain itu juga akan dibangun kamar jenazah dan jembatan yang akan menghubungkan jalan raya dan RS Indonesia.

“Ia berharap dengan jangka waktu izin yang diberikan, pembangunan RS Indonesia serta semua sarana tadi bisa segera selesai. Kami mohon doa dari masyarakat Indonesia,” katanya.

Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar adalah sebuah langkah diplomasi kemanusiaan di dunia internasional kerjasama antara MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), PMI (Palang Merah Indonesia) dan Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia). (R/Ais/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)