Khartoum, MINA – Protes terbaru yang menentang kenaikan harga roti kembali melanda Sudan pada Ahad (23/12).
Polisi anti huru-hara dikerahkan di sekitar ibu kota Khartoum setelah lima hari lalu demonstrasi rusuh menewaskan sedikitnya delapan orang, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Warga di Um Rawaba, 200 kilometer barat daya Khartoum, mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 600 orang berkumpul di pasar meneriakkan slogan “rakyat menginginkan jatuhnya rezim.”
Saksi mata mengatakan, para pengunjuk rasa membakar ban dan kayu di jalan-jalan. Mereka berusaha menyerbu sebuah gedung pemerintah sebelum dicegah oleh pejabat keamanan.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Di Atabara, 300 kilometer timur laut ibu kota, polisi anti huru hara dan operasi berpakaian sipil menembakkan gas air mata kepada ratusan pemrotes.
Ahad tengah malam, ratusan orang keluar dari stadion sepak bola setelah pertandingan di kota kembar Khartoum, Omdurman. Mereka menyerukan “kebebasan, perdamaian dan keadilan”.
Mereka dihalangi oleh polisi anti huru hara yang menembakkan gas air mata kepada kerumunan.
Gelombang kerusuhan telah mengguncang Sudan sejak Rabu (19/12) setelah pemerintah menaikkan harga roti dari satu pound Sudan menjadi tiga.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Menurut pemimpin oposisi utama Sudan, Sadiq Al-Mahdi, korban tewas sebanyak 22 orang.
Mahdi juga menyalahkan “penindasan bersenjata” pasukan keamanan terhadap para korban. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina