Chicago, MINA – Aksi protes warga Amerika Serikat (AS) meledak di Chicago, kota terbesar di Negara Bagian Illinois pada Sabtu (14/7), setelah terjadi penembakan fatal polisi terhadap seorang pria kulit hitam.
“Seluruh sistem sialan itu bersalah sekali,” kata puluhan orang, beberapa jam setelah polisi menembak dan membunuh Harith Augustus yang berusia 37 tahun di lingkungan Pantai Selatan Chicago.
Augustus dikenal di masyarakat sebagai seorang tukang cukur, demikian Al Jazeera melaporkan.
Kepala polisi patroli kota itu Fred Waller mengatakan kepada wartawan pada Sabtu malam, Augustus ditembak setelah polisi mencoba menanyainya, karena ada “tonjolan di sekitar pinggangnya” yang diduga senjata. Namun, Augustus menjadi agresif dan akhirnya ditembak oleh petugas.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Mereka mengira dia tampak meraih senjata yang dia punya dan para petugas secara tragis menembaknya,” kata Waller kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa polisi menemukan senjata semi-otomatis.
Augustus dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Setelah penembakan, kerumunan warga dan aktivis turun di tempat kejadian. Video yang beredar di media sosial menunjukkan konfrontasi tegang antara polisi dan pengunjuk rasa.
Jurnalis lokal Nader Issa yang melapor untuk Chicago Sun-Times, menulis di Twitter bahwa pada satu titik, situasinya sangat meningkat ketika petugas Polisi Chicago memindahkan barisannya ke depan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Petugas memukul beberapa pengunjuk rasa dengan tongkat dan pemrotes memukul kembali petugas,” tambahnya.
Menurut data Washington Post, lebih dari 545 orang telah tewas oleh polisi AS sejak awal tahun ini. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia