Bekasi, MINA – Psikolog pendidikan Hana, M.Psi mengingatkan para orangtua untuk tidak hanya memberikan instruksi kepada anak, tetapi juga mengajak mereka berpikir dan memahami alasan di balik setiap tindakan.
Menurutnya, hal ini merupakan langkah penting dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada anak. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Seminar Parenting 2025 bertema “Menumbuhkan Jiwa Pemimpin pada Ananda” di SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur, Kota Bekasi, Sabtu (6/9).
“Jangan hanya berkata ‘pokoknya’. Anak perlu tahu alasan mengapa sesuatu harus dilakukan. Dengan begitu, mereka belajar berpikir kritis dan memiliki kesadaran dalam mengambil keputusan,” jelas Hana di hadapan ratusan peserta seminar.
Hana juga memperkenalkan metode start with why, yaitu membiasakan anak memulai dengan pertanyaan “mengapa” sebelum melakukan sesuatu. “Saat anak memahami alasannya, mereka akan memiliki motivasi yang lebih kuat dan tidak sekadar patuh tanpa mengerti,” tambahnya.
Baca Juga: Kemlu RI Tegaskan Tak Ada Normalisasi dengan Israel Terkait Viral Foto Prabowo di Baliho Tel Aviv
Menurut Hana, ketika anak diajak berpikir dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, mereka akan tumbuh sebagai individu yang percaya diri dan bertanggung jawab.
“Orang tua perlu memperlakukan anak seperti individu dewasa dalam proses belajar. Libatkan mereka dalam diskusi, sehingga mereka merasa dihargai,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Hana, M.Psi menekankan pentingnya membangun pola pikir yang benar pada anak.
“Langkah pertama adalah menumbuhkan growth mindset. Jika anak mencoba sesuatu dan belum berhasil, itu bukanlah kegagalan. Ajarkan bahwa proses jauh lebih penting daripada hasil. Tidak mungkin seseorang berhasil hanya dalam sekali percobaan,” jelasnya.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Selasa Ini Tidak Sehat bagi Kelompok Rentan
Hana juga menekankan pentingnya melatih anak untuk berpikir kritis dengan metode start with why, yaitu memahami alasan di balik setiap tindakan.
“Jangan hanya memberikan ilmu dengan kalimat ‘pokoknya’. Libatkan anak dalam proses berpikir, ajak mereka bertanya ‘kenapa saya harus melakukan ini?’. Dengan begitu, mereka akan belajar mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hana mendorong orang tua memperlakukan anak seperti individu yang setara, bukan sekadar pelengkap dalam keluarga.
“Libatkan mereka dalam diskusi, hargai pendapat mereka. Dengan begitu, anak akan berlatih percaya diri, berani mengambil keputusan, serta memiliki rasa tanggung jawab,” ungkapnya.
Baca Juga: BMKG: Jakarta Didominasi Berawan, Hujan Ringan di Selatan dan Timur
Tahap berikutnya adalah membangun kemandirian dan empati. Menurut Hana, kemandirian bisa dilatih melalui kebiasaan sederhana seperti mengurus keperluan sendiri, sementara empati ditumbuhkan dengan melatih kemampuan mendengar.
“Dengarkan cerita anak. Dengan demikian, mereka akan belajar mendengar dan memahami perasaan orang lain,” jelasnya.
Acara ini juga menjadi bagian dari Open Day Insan Mandiri 2025, yang rutin diadakan sekolah untuk memperkuat kolaborasi antara orang tua dan sekolah dalam membentuk generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap memimpin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimat Jabodetabek Bahas Peran Muslimah dalam Perjuangan Pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina